\

Selasa, 30 April 2013

RVP Dikecam, RVP "Menikam"



Kehadiran kembali Robin van Persie bersama Manchester United ke kandang Arsenal, Stadion Emirates, dikecam sebagian suporter tuan rumah. Cemoohan sering dilontarkan kepadanya pada lanjutan Premier League, Minggu (28/4/2013). Ia sempat membuat kesalahan hingga timnya tertinggal, namun kemudian "menikam" mantan klubnya itu lewat tendangan penalti, hingga pertandingan berakhir 1-1.

Hasil ini membuat Arsenal berada di urutan ke-4 dengan nilai 64. Mereka digeser Chelsea yang sebelumnya menang 2-0 atas Swansea City dan kini mengoleksi nilai 65. Sementara bagi MU yang sudah pasti juara, kini gagal memecahkan rekor Chelsea dalam perolehan poin. Sebab, nilai maksimal MU hanya 94. MU kini mengumpulkan nilai 85 dengan sisa 3 laga.

Tampil di kandang sendiri, Arsenal tak ingin mengecewakan publiknya. Apalagi, mereka sangat berambisi tampil di Liga Champions musim depan tanpa melewati babak kualifikasi. Maka, kemenangan harus diraih, meski yang dilawan sang juara Premier league 2012-13.

Seperti diduga sebelumnya, Van Persie mendapat cemoohan dari pendukung Arsenal. Mereka masih kecewa terhadap keputusan pemain asal Belanda itu menyeberang ke MU pada awal musim.

Saat memegang bola, dia semakin dicemooh suporter. Entah terpengaruh atau tidak, dia menjadi salah melakukan umpan dan direbut pemain Arsenal. Ternyata, ini menjadi awal petaka buat Setan Merah.

Bola yang kemudian dikuasai Lukas Podolski langsung dberikan kepada Romas Rosicky. Tak membuang waktu, Rosicky langdung memberikan bola kepada Theo Walcott. Lolos dari jebakan offside, Walcott pun tinggal berhadapan dengan kiper David De Gea dan dengan mudah membobol gawangnya pada menit ke-2.

MU mencoba bangkit, tapi justru Arsenal yang terus menguasai permainan. Bahkan, beberapa kali Arsenal membuat peluang, meski belum bisa menambah gol.

Pada menit ke-28, Van Persie kembali dicemooh suporter tuan rumah. Ia melakukan aksi berbahaya ketika mencoba merebut bola dari Per Mertesacker. Ia pun diganjar kartu kuning oleh wasit.

Pada menit ke-31, Arsenal kembali mendapat peluang. Menyisir sisi kanan pertahanan MU, Podolski lepas dari kawalan. Ia pun melepaskan tendangan keras. Beruntung, De Gea masih mampu menepis bola.

Peluang terbaik MU didapatkan Van Persie pada menit ke-38. Mendapat umpan silang dari Nani, Van Persie bebas menyundul bola ke arah gawang Arsenal. Namun, bola masih membentur wajah kiper Arsenal, Wojciech Szczesny.

Memasuki babak kedua, pertarungan semakin sengit. Bahkan, penguasaan bola kedua tim berimbang dan serangan keduanya sama-sama membahayakan.

Tekanan Arsenal kembali berbahaya pada menit ke-72. Memanfaatkan kemelut di depan gawang MU, Laurent Koscielny mendapat bola liar dan melakuka tendangan keras. Sayang, bola masih melambung di atas mistar gawang.

MU bukannya tanpa peluang. Pada menit ke-82, Wayne Rooney melepaskan tendangan jarak jauh ke gawang. Namun, bola masih dengan mudah dikuasai kiper Szczesny.

Arsenal langsung membalas. Santi Cazorla melakukan tendangan keras pada menit ke-85. Namun, David De Gea masih bisa menepis bola dan hanya menghasilkan tendangan penjuru.

MU tak mau kalah, semenit kemudian mereka melakukan serangan balik yang bermuara kepada Ryan Giggs. Sayang, tendangan Giggs masih membentur pemain Arsena.

Manajer MU, Sir Alex Ferguson, kemudian menarik Wayne Rooney pada menit ke-88 dan memasukkan Javier "Chicharito" Hernandez. Namun, tak ada gol tambahan dan pertandingan berakhir imbang 1-1.

Susunan Pemain
Arsenal: 1-Wojciech Szczesny, 3-Bacary Sagna, 4-Per Mertesacker, 6-Laurent Koscielny, 28-Kieran Gibbs, 7-Tomas Rosicky (10-Jack Wilshere 62), 8-Mikel Arteta, 14-Theo Walcott, 16-Aaron Ramsey (15-Alex Oxlade-Chamberlain 78), 19-Santi Cazorla, 9-Lukas Podolski (27-Gervinho 70)

MU: 1-David De Gea, 2-Rafael (8-Anderson 73), 3-Patrice Evra, 5-Rio Ferdinand, 6-Jonathan Evans, 4-Phil Jones, 10-Wayne Rooney (14-Javier Hernandez 88), 16-Michael Carrick, 7-Antonio Valencia, 17-Nani (11-Ryan Giggs 82), 20-Robin van Persie

Kamis, 25 April 2013

Angka-angka di Balik Titel ke-20 The Red Devils



Diantar oleh hat-trick Robin van Persie, Manchester United meraih gelar juara Liga Inggris untuk kali ke-20. Dengan masih ada empat pertandingan sisa, 'Setan Merah' punya peluang mencatatkan rekor-rekor.

Tiga gol Van Persie membuat MU kini punya koleksi poin 84, unggul 16 poin dari Manchester City di posisi kedua. Karena kompetisi tinggal menyisakan lima pertandingan lagi untuk The Citizens, angka yang dipunya Ryan Giggs dkk tidak akan bisa dikejar oleh pesaingnya itu.

Bagaimana MU memenangi gelarnya musim ini bisa dibilang impresif, margin kemenangan mereka luar biasa. Selain itu The Red Devils juga sangat konsisten di Premier League, yang dibuktikan dengan lebarnya jarak mereka di puncak klasemen dengan City.

Berikut perbandingan sukses MU di musim ini dibanding periode sebelumnya, plus peluang-peluang mereka menorehkan rekor-rekor baru Premier League seperti dikutip dari Dailymail.


Juara di Bulan April

MU meraih gelar juara musim ini saat kompetisi masih berada di bulan April. Ini bukan kali pertama mereka berhasil melakukannya dan bukan yang tercepat yang pernah diraih. Tercatat sudah enam kali MU jadi juara di bulan April. Sementara keberhasilan tercepat menjadi juara terjadi di musim 2000/2001 di mana mereka memastikan jadi kampiun pada 14 April atau saat kompetisi masih menyisakan lima pertandingan.

Ini adalah kali ketiga sepanjang sejarah Premier League titel juara didapat saat kompetisi tinggal menyisakan empat pertandingan. MU pernah meraihnya di tahun 2000 dan juga Arsenal di tahun 2004.

Margin Poin Kemenangan

Jika MU memenangi laga tersisa dan City kalah di semua pertandingan terakhirnya maka jarak antara kedua tim di puncak klasemen akan menjadi 28 poin. Namun sekenario itu dipastikan sangat sulit terjadi, karena selisih kedua tim diyakini hanya akan bertahan dalam kisaran belasan poin. Rekor selisih poin terbesar antara sang juara dan posisi kedua adalah 18 poin, yang dibuat The Red Devils di musim 1999/2000.

Sejak era Premier League, ada lima musim di mana sang juara unggul hingga dua digit atas tim di bawahnya: MU melakukannya di 1993, 2000 dan 2001, Arsenal di 2004 dan Chelsea di 2005. Sementara selisih poin paling sedikit tentu saja terjadi musim lalu (2011/2012) di mana City dan MU punya poin sama dan gelar juara ditentukan dengan selisih gol. Itu juga menjadi satu-satunya momen di mana dua tim teratas punya poin sama.

Pesta di Old Trafford


Ini adalah kali ketiga MU memastikan meraih gelar juara Premier League di kandang sendiri, Stadion Old Trafford, sementara 10 lainnya didapat saat mereka menjalani laga away, atau dari rangkaian hasil pertandingan lain saat menjalani laga tandang.

Momen lain di mana MU memastikan meraih gelar di kandang sendiri adalah di musim 1998/1999 saat mereka menundukkan Tottenham Hotspur 2-1 di pekan terakhir kompetisi dan mengalahkan Arsenal di puncak klasemen dengan hanya unggul satu angka. Satu yang lainnya terjadi di tahun 2009 saat hasil imbang dengan Arsenal di Old Trafford sudah cukup mengantar MU ke tangga juara.

Beberapa pertandingan lain di mana MU terlibat langsung dalam penentuan gelar juara adalah di Middlesbrough (1996), Southampton (2000), Wigan (2008) dan Blackburn (2011).

Poin Terbanyak

Setelah meraih gelar juara, MU punya kans untuk mematahkan rekor poin terbanyak dalam satu musim yang saat ini dipunya Chelsea yakni 95 poin. Jika bisa memenangi empat pertandingan tersisa di musim ini maka jumlah nilai maksimal skuat besutan Sir Alex Ferguson akan berjumlah 96. Tapi perjuangan itu tak akan mudah karena ada lawan yang menunggu juga tak mudah yakni Arsenal (A), Chelsea (H), Swansea (H) and West Brom (A).

Jika itu sulit diraih, MU setidaknya bisa mematahkan rekor poin mereka sendiri. Di tahun 1957, MU bersama Sir Matt Busby dan di tahun 1994 bersama Fergie berhasil mengumpulkan 92 poin. Namun ketika itu jumlah pertandingan semusim adalah 42 laga.

Jika perhitungannya adalah 38 laga, maka poin tertinggi yang diraih MU adalah 90, yang ditorehkan di musim 2008-2009. Sementara poin terendah MU saat menjadi juara (juga dengan 38 pertandingan) adalah 74, yang terjadi di tahun 1910-1911. Setelah era Premier League, poin juara terendah MU adalah 75 di musim 1996-1997.

Kemenangan, Kekalahan dan Hasil Imbang

Dengan sudah mengumpulkan 27 kemenangan musim ini, MU cuma tertinggal satu dari menyamai rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim milik mereka sendiri. Di tahun 1957 dan 2008 MU jadi juara setelah meraih 28 kemenangan. Rata-rata kemenangan MU musim ini adalah 78,8, lebih tinggi dibanding Chelsea di musim 2004/2005 yang berjumlah 76,3%.

MU juga punya peluang untuk mematahkan rekor rata-rata poin pertandingan tertinggi milik mereka sendiri. Di musim ini MU rata-rata meraih 2,47 poin per pertandingan. Catatan terbaik mereka sebelumnya adalah 2,39 poin per pertandingan di 1999-2000.

MU sudah kalah empat kali musim ini yakni atas Everton (A, 0-1), Tottenham (H, 2-3), Norwich (A, 0-1) dan Man City (H, 1-2). Dengan begitu mereka tak mungkin mematahkan rekor kekalahan paling sedikit dalam satu musim 1999-2000, ketika itu David Beckham dkk tunduk dari Chelsea (A, 0-5), Tottenham (A, 1-3) dan Newcastle (A, 0-3).

Untuk hasil imbang, MU sepanjang musim ini sudah tiga kali meraihnya yakni atas Swansea (1-1), Tottenham (1-1) dan West Ham (2-2). Saat menjadi juara di tahun 2011 MU mencatatkan 11 hasil seri sementara musim 1998-1999 ada 13 hasil seri.

Gol Terbanyak

Gol terbanyak untuk satu musim yang pernah dicatatkan adalah 103, yang ditorehkan Chelsea musim 2009/2010. MU juga pernah melakukannya di tahun 1957, namun ketika itu didapat setelah menjalani 42 pertandingan.

Sementara gol terbanyak dalam satu musim yang pernah dibuat MU setelah era Premier League adalah 97 yakni di musim 1999/2000. Sejauh ini setelah melakoni 34 partai, MU sudah membuat 78 gol di mana 24 di antaranya dibuat Robin van Persie.


Rabu, 24 April 2013

MU Kunci Gelar Juara dengan Performa yang Dandy


Manchester United memastikan diri sebagai juara Liga Inggris musim 2012/2013. Momen juara itu didapatkan setelah mengalahkan Aston Villa dengan skor telak 3-0.

Gelar juara ini menjadi gelar ke-20 bagi United sepanjang kiprahnya di sepakbola Inggris, sekaligus menjadi gelar juara ke-13 yang didapat oleh Sir Alex Ferguson.

Meski Sering dikritik karena seringnya sepanjang musim ini bermain di bawah standar, toh United berhasil mengunci gelar juara dengan margin yang terlalu meyakinkan. Meski masih menyisakan 4 laga lagi, United unggul 16 poin dan selisih 14 gol dibandingkan saingan terdekatnya, Manchester City.

Bagaimana Cara United Mendominasi?

Yang paling menonjol dari United di babak pertama adalah cara mereka mengatur pertukaran posisi pemain. Mereka bermain dengan cair, setiap pemain tidak terpaku di posisinya masing-masing. Ini menyulitkan Villa dalam bertahan.

Turun dengan formasi dasar 4-2-3-1, Ferguson hanya mematok Van Persie sendirian di depan dengan dibantu Kagawa berada di belakangnya. Sementara Rooney justru ditempatkan di jantung lini tengah, nyaris beririsan dengan area bermain Carrick.

Penempatan posisi di atas pun dijalankan di lapangan dengan fleksibel. Kagawa bukan hanya menjadi seorang penyerang kedua, tapi juga banyak bergerak ke kedua sisi lapangan. Sementara Van Persie sendiri rajin turun menjemput bola, ikut melakukan defensive-action dan bahkan membuat sebuah last man block-shot di babak kedua. Chalkboard passing Kagawa dan Persie di atas menjelaskan permutasi gerakan mereka yang tidak statis. Belum lagi pergerakan Giggs yang juga banyak masuk ke tengah karena Evra sebagai full-back kiri cukup dominan membongkar sisi kanan pertahanan lawan dengan overlap-nya.

Cara bermain seperti ini sering memaksa double-pivot Aston Villa, Ashley Westwood dan Fabian Delph, ikut naik ke atas. Imbasnya, ini memaksa Villa memasang garis pertahanan yang tinggi.


Gol kedua Van Persie menunjukkan bagaimana duet center back Villa, Ron Vlaar dan Nathan Baker, naik ke atas dan celah itu dimanfaatkan oleh Rooney yang dengan cantik mengirim umpan panjang yang dieksekusi dengan sempurna oleh Van Persie.

Rooney sebagai Box to Box Midlfielder? Why Not?

Salah satu persoalan taktikal United musim ini adalah bagaimana mengakomodasi Rooney setelah SAF membeli Kagawa dan Van Persie. Posisi target-man sudah pasti menjadi jatah Van Persie. Dan sejauh ini dia sudah membuktikan kalau dirinya memang layak dipercaya sebagai goal-getter.

Rooney sering menjadi pemain di belakang ujung tombak sebagai pemain bertipikal no. 10. Namun keberadaan Kagawa membuat posisi itu pun tidak sepenuhnya menjadi milik Rooney. Biar bagaimanapun, di situlah posisi ideal Kagawa yang membuat namanya berkibar di Liga Jerman bersama Dortmund.

Dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam dua laga terakhir sebelum menghadapi Villa yaitu vs Stoke City dan West Ham, SAF memutuskan untuk menempatkan Rooney lebih ke dalam. Posisinya tepat di depan atau bahkan sering beririsan dengan Carrick dan di belakang Kagawa.

Dalam posisi barunya ini, potensi Rooney dalam membagi bola dan dalam bertahan jadi termaksimalkan secara seimbang. Skema triangular di jantung lini tengah pun bisa terlihat. Umpan satu dua sentuhan di antara Carrick-Rooney-Kagawa juga jadi sering terlihat. Chalkboard umpan yang dibuat Rooney seperti terlihat di bawah menunjukkan betapa Rooney sangat banyak membuat umpan di jantung lini tengah.

Sepanjang babak I, jumlah umpan yang dibuat Rooney hanya kalah dari Carrick [40 berbanding 48]. Tapi Rooney unggul dalam jumlah produksi umpan long-ball dan through-ball. Sepanjang babak I, Rooney adalah pemain yang paling banyak memproduksi dua jenis umpan itu. Salah satu umpan panjangnya bahkan menjadi asisst bagi gol kedua Van Persie.

Jika sebelumnya Rooney sering dianggap sebagai pemain bertipe no. 10 [termasuk di timnas], dalam peran barunya di laga ini dia lebih pas disebut sebagai seorang box-to-box midfielder. Peran ini dalam beberapa musim terakhir sering diperankan oleh Scholes.

Action zone Rooney selama di lapangan bisa menggambarkan hal itu [lihat gambar di bawah ini]. Praktis Rooney bergerak hampir di semua area. Persentase Rooney berada di kotak penalti lawan dan kotak penalti sendiri sama persis. Box to box.


Kenapa Giggs Dapat Membuat 2 Asisst?

Ada dua orang yang punya catatan gelar juara sebanyak 13 kali: Sir Alex dan Ryan Giggs. Jumlah trofi Liga Inggris yang diraih Giggs bahkan lebih banyak dari yang didapat Arsenal selama lebih dari satu abad. Laga ini membuktikan bahwa, kendati usianya hampir berkepala empat, tapi keberadaan Giggs di skuat bukan hanya sebagai pelengkap. Di laga ini dia membuat dua asisst.

Giggs memang tidak muda lagi. Dia tak mungkin mengobrak-abrik sisi kanan pertahanan lawan dengan sprint dan dribling secara terus menerus. SAF sering menempatkannya sebagai gelandang serang. Tapi di laga ini, Giggs bermain kembali di posisi naturalnya di sayap kiri.

Sepanjang laga, Giggs secara efektif mengatur ritme permainan dengan mengkombinasikan posisi bermain di sayap dan bergerak di tengah. Kombinasinya dengan Evra berjalan sangat dinamis. Saat Giggs masuk ke tengah, gantian Evra yang menyisir lapangan.

Terlihat dalam chalkboard di atas bagaimana Evra dan Giggs berbagi peran yang sama dalam membongkar sisi kanan pertahanan Villa yang dijaga oleh Mathew Lowton. Keduanya dengan rapi saling bergantian membombardir Lowton yang tak mendapat bantuan memadai dari N’Zogbia maupun Andreas Weiman.

Bagaimana Villa Bermain di Babak II?

Aston Villa bermain lebih baik di babak kedua. Salah satu perubahan yang dilakukan Paul Lambert, dan itu terbukti membantu Villa, adalah pergantian N’Zogbia dengan Karim el-Ahmadi. Pemain berpaspor Maroko ini posisi naturalnya adalah seorang gelandang bertahan. Di laga ini, Lambert memutuskan untuk menempatkan dia di sisi kanan, tepat di depan Mathew Lawton.

Perubahan ini setidaknya berhasil membuat Villa tak keteteran lagi dihajar oleh kombinasi Evra dan Giggs. Defensive ability Karim sangat membantu Lawton yang sepanjang babak I praktis dibiarkan sendirian menghadapi kombinasi Evra dan Giggs.

Chalkboard di bawah ini yang menggambarkan area gerak Karim bisa menjelaskan kenapa sisi kanan Villa bisa lebih aman di babak II. Dia banyak bergerak di kanan, bahkan cukup aktif memasuki area final third. Dia juga banyak masuk ke tengah, terutama di depan jantung pertahanan Villa, melapis Westwood dan Delph.

Tak hanya itu, Karim juga cukup bagus dalam menyerang. Dibanding babak pertama, sisi kanan Villa jauh lebih hidup setelah masuknya Karim. Dia bahkan berhasil membuat 2 kali percobaan mencetak gol yang semuanya berhasil dimentahkan oleh David de Gea.

Apakah Skor Akhir Merupakan Hasil yang Fair?

Tentu saja. United berhasil mengunci gelar juara Liga Inggris ke-20 lewat permainan cantik dan meyakinkan -- terutama di babak I. Gol kedua Robin van Persie, yang dicetak melalui tendangan voli menyambut umpan panjang Wayne Rooney, jadi ilustrasi betapa dandy-nya cara United mengunci gelar juara musim ini.

Villa memang sangat buruk di babak I. Mereka memang membuat 5 percobaan mencetak gol di babak I [hanya selisih 1 dari United yang membuat 6 attempts]. Tapi dari 5 kali percobaan itu tidak ada satu pun yang on-target. Tim asuhan Paul Lambert ini tampil lebih baik di babak 2 dan berhasil membuat 4 percobaan mencetak gol yang on-target. Tapi semuanya bukan peluang emas dan mudah dipatahkan oleh De Gea.


Glory - Glory Man United

Selasa, 23 April 2013

Momen Spesial Van Persie Saat Musim Petamanya di MU


Memutuskan pindah dari Arsenal yang tak kunjung juara, Robin van Persie langsung meraih titel Premier League di musim pertamanya bersama Manchester United.

Selain untuk dirinya sendiri, kepindahan penyerang internasional Belanda itu juga menjadi berkah bagi MU. Setelah musim lalu dikalahkan Manchester City dalam perebutan gelar juara, musim ini mereka berhasil lagi.

Van Persie tak mengalami kesulitan beradaptasi di lingkungan barunya di Manchester, menjadi andalan dan konsisten tajam. Ia juga menjadi penyumbang gol terbanyak buat MU di musim ini, termasuk dari dua kali hat-trick. Trigol keduanya tadi malam (22/4), ke gawang Aston Villa, memastikan MU meraih titel ke-20.

Berikut ini catatan delapan momen istimewa Robin van Persie di musim pertamanya bersama Manchester United:

1. Dari London ke Manchester


Dengan alasan terbesar ingin meraih piala, karena Arsenal nirgelar selama tujuh musim, Van Persie menerima pinangan Manchester United, dan The Gunners tak punya kuasa lebih besar lagi untuk menahannya.

Pada 17 Agustus 2012 ia menandatangani kontrak dengan Red Devils, berdurasi empat tahun (sampai 2016). Arsenal mendapatkan 22,5 juta poundsterling dari MU, plus 1,5 juta pound setiap kali MU menjuarai Liga Inggris atau Liga Champions selama empat tahun ke depan.

Sebagian fans Arsenal tetap tidak terima Van Persie pindah ke klub rival, tapi sebagian lagi lebih pasrah, karena klubnya memang belum bisa menjanjikan gelar pada para pemain bintangnya. Setidaknya, Van Persie tidak sampai dicap "mata duitan", seperti halnya pandangan suporter mereka pada Ashley Cole saat pindah ke Chelsea.

2. Debut tanpa shot on goal

Tiga hari setelah resmi berkantor di Old Trafford, Van Persie langsung dilibatkan Sir Alex Ferguson di pertandingan pertama Premier League musim ini, yakni saat melawat ke markas Everton pada 20 Agustus 2012, tapi tidak sebagai starter.

Di menit 68, ketika MU tertinggal oleh gol Marouane Fellaini, Van Persie dimasukkan ke lapangan, menggantikan Danny Welbeck. Tak satu pun shot (on goal) dibuat Van Persie dalam laga debutnya itu, dan MU pun kalah 0-1.

3. Gol Pertama di Laga Kedua

Lima hari setelah melakoni debutnya, Van Persie menjalani pertandingan keduanya bersama MU, atau yang pertama di markas barunya, Old Trafford. Kali itu ia dipasang dari menit pertama, menjadi striker tunggal, dan kemudian bertahan sampai laga selesai.

Penampilan Van Persie tidaklah luar biasa. Ia bahkan hanya melakukan satu tembakan ke arah gawang Fulham. Hanya saja, dari satu-satunya shot itu ia justru mencetak gol pertamanya untuk "Setan Merah", di menit ke-10. MU juga menang dengan skor 3-2.

"Saya pikir, saya akan terus mengingat pertandingan ini; kami menang dalam pertandingan debut saya di kandang dan saya mencetak gol yang bagus," ujarnya kala itu.

"Rasanya berbeda, tentu saja. Saya pernah bermain di sini beberapa kali. Saya selalu suka stadion ini, begitu besar. Lapangannya luas dan selalu enak untuk digunakan. Sekarang, saya adalah pemain United, semua orang tahu itu dan saya siap untuk menerima tantangannya. Para pendukung sungguh brilian hari ini, memberikan dukungan untuk kami, dan memberikan saya sambutan hangat. Jadi, saya sangat senang."

4. Hat-trick di Laga Ketiga

Penampilan ketiga Van Persie di MU menjadi momen bersejarah buatnya. Ia kembali jadi starter, menyelamatkan timnya dari kekalahan, mencetak hat-trick, dan menjadi man of the match.

Menghadapi tuan rumah Southampton, MU sempat tertinggal 1-2 sampai menit-menit terakhir babak kedua. Van Persie kemudian menjadi pahlawan. Berturut-turut ia menyamakan skor di menit 87, dan di injury time membuat timnya berbalik menang.

Pemain berkaki kidal itu sekaligus menorehkan hat-trick pertamanya buat MU, dan golnya yang ketiga di laga tersebut adalah golnya yang ke-100 di Premier League.

5. Gol di Eropa

Gol pertama Van Persie di Liga Champions bersama MU terjadi di pertandingan kedua timnya di fase grup. Melawan klub Rumania, CFR Cluj-Napoca, ia memborong kedua gol yang dibuat MU, yang menang dengan skor 2-1 – dua-duanya assist dari Wayne Rooney.

Total di musim ini Van Persie bermain enam kali di Eropa, lima di antaranya sebagai starter. Dari jumlah itu ia mengukir tiga gol dari 21 shot (12 on goal).

6. Membobol Arsenal, Menghentikan Manchester City

Pada 3 November 2012 MU menjamu Arsenal dan Van Persie menghadapi bekas klubnya itu, yang ia bela selama delapan tahun.

Ia hanya butuh tiga menit dari kickoff untuk menjebol gawang Arsenal di Old Trafford. Ia melakukannya lewat tendangan kaki kanan di depan kotak penalti, memanfaatkan kesalahan Thomas Vermaelen dari crossing pendek Rafael. Demi menghormati klub lamanya itu Van Persie tidak membuat selebrasi gol.

Gol itu juga menjadi rekor tersendiri buat Van Persie karena ia telah membobol gawang ke-20 tim yang saat ini berlaga di Premier League.

Saat berjalan menuju ruang ganti di akhir babak pertama, ia dihampiri Andre Santos yang kemudian memintanya bertukar kaus. Santos di-bully, dianggap "norak" karena dianggap terlalu cepat melakukan ritual itu. Selama di Arsenal Santos dan Van Persie berteman dekat, sering hang out bareng dengan keluarga mereka.

Momen "istimewa" lain untuk fans MU adalah pada 9 Desember. Van Persie mencetak gol penentuan di menit-menit terakhir, lewat tendangan bebas, yang menjadikan timnya mengalahkan Manchester City dengan skor 3-2 -- derby Manchester pertama untuk Van Persie.

Hasil itu sekaligus memberikan City kekalahan pertamanya di musim ini, serta kekalahan kandang pertamanya dalam dua musim terakhir.

7. Mandul di 10 Pertandingan

Periode terburuk Van Persie di musim pertamanya di MU adalah ketika ia tidak mencetak satu gol pun dalam 10 pertandingan liga berturut-turut, dari 13 Februari sampai 8 April 2013.

Uniknya, di antara itu ia dua kali tampil membela negaranya, Belanda, di babak kualifikasi Piala Dunia 2014, dan selalu bikin gol: satu ke gawang Estonia (22 Maret), dua ke jala Rumania (26 Maret).

8. Hat-trick Kedua yang Memastikan MU Juara

Pada 14 April 2013, saat MU mengalahkan Stoke City 2-0, Van Persie mengakhiri paceklik golnya dalam 10 laga berturut-turut. Satu gol ia buat di partai tersebut, dan ia mencetak satu gol lagi di pertandingan berikutnya, ketika MU bermain 2-2 melawan West Ham United.

Hari Senin (22/4) malam, di pertandingan ke-34 Manchester United di liga musim ini, Van Persie menjadi bintang. Ia mencetak hat-trick ke gawang Aston Villa, MU menang 3-0 dan dipastikan mengunci gelar juaranya yang ke-20 -- walaupun masih menyisakan empat laga. Itu pula trigol keduanya bersama "Setan Merah".

Sejauh ini ia sudah mencetak 24 gol dari 34 pertandingan di Premiership -- melewati Luis Suarez di puncak daftar top skorer sementara. Total ia sudah terlibat dalam 44 pertandingan MU dan mengemas 28 gol.

Glory - Glory Man United

Senin, 22 April 2013

MU : Dulu Cantona, kini Van Persie


Manchester - Dua dekade lalu Manchester United dibawa jadi juara Premier League pertama kali oleh eks pemain klub rival mereka, Eric Cantona. Musim ini cerita yang sama kembali diulangi oleh Robin van Persie.

Cantona di pertengahan musim 1992-1993 pindah dari Leeds United yang notabene saat itu adalah rival MU dan baru saja menjuarai Liga Inggris terakhir dengan format lama.

Meski baru bergabung enam bulan, Cantona langsung memberikan impact besar untuk MU di mana 'Setan Merah' tampil sebagai juara Premier League untuk pertama kalinya. Cantona pun jadi pemain pertama yang back-to-back juara bersama dua klub berbeda.

Musim depannya jadi puncak karier Cantona boleh dibilang di kala ia membawa MU mempertahankan titel juara sekaligus mencetak 25 gol dari 49 penampilan, raihan gol tertinggi 'King Eric' selama berseragam 'Setan Merah'.

Di musim 1995-1996 dan 1996-1997 Cantona juga berhasil lagi membawa MU jadi juara sebelum akhirnya pensiun tahun 1997. Cantona sendiri pindah ke Old Trafford saat berusia 26 tahun.

Duapuluh tahun setelahnya datang lagi seorang pemain yang berasa dari tim rival, Van Persie dan efek yang ia berikan pun sama yakni titel Premier League ke-12 sekaligus gelar ke-20 MU di Liga Inggris.

Tak hanya titel juara, Van Persie pun membantu dengan sumbangan golnya yang sudah mencapai 24 dan menjadikannya topskorer sementara Liga Inggris. Sempat diragukan akan sukses karena sudah berumur 29 tahun dan rentan cedera, Van Persie membayar tuntas harga 24 juta poundsterling plus gaji 220 ribu poundstrerling per pekan.

"Dalam hal dampak untuk tim, aku pikir dia (Van Persie) sudah membuat dampak besar seperti yang saya bisa bayangkan. Cantona adalah big-impact player dan saya sangat beruntung pernah memiliki striker-striker hebat," ujar Fergie di Soccernet.

"Aku pikir Robin adalah pemain hebat untuk Arsenal dan ketika pemain hebat itu bisa dibeli maka Anda merasa United harus segera membelinya. Aku pikir kami punya ekspetasi untuknya -- performanya musim lalu sangat luar biasa. Aku mengingat Arsene mengatakan 'Dia adalah pemain yang lebih baik dari yang Anda bayangkan'. Aku tahu ia bisa cepat menyatu dengan tim.

MU Juara Premier League 2012 / 2013



Manchester - Manchester United akhirnya berhasil mengunci titel Premier League musim 2012/2013. Kepastian tersebut didapat The Red Devils setelah mereka menang telak atas Aston Villa dengan skor 3-0.

Menjamu Villa di Old Trafford, Selasa (23/4/2013) dinihari WIB, MU langsung tancap gas sejak awal. Hasilnya, dalam waktu sekitar setengah jam, mereka sudah unggul tiga gol. Ketiga gol tersebut diborong oleh Robin van Persie.

Memasuki babak kedua, Villa keluar menyerang dan mencoba memperkecil ketertinggalan. Sementara itu, tim tuan rumah mendapatkan beberapa peluang bagus untuk menambah gol. Tapi, hingga peluit panjang berbunyi, skor tak berubah.

Kemenangan ini membuat MU aman di puncak klasemen sampai akhir musim. Tim asuhan Sir Alex Ferguson itu mengumpulkan 84 poin dari 34 partai, unggul 16 poin atas Manchester City yang ada di urutan kedua. Karena City cuma punya lima laga sisa, MU dipastikan tak akan terkejar.

Titel liga musim 2012/2013 menjadi yang ke-20 buat MU, meninggalkan Liverpool sebagai seteru terdekatnya dengan 18 titel juara. Sementara sejak era Premier League itu menjadi trofi nomor 13 'Setan Merah'

Sementara itu, kekalahan ini makin menyulitkan posisi Villa. Mereka terpuruk di posisi ke-17 dengan 34 poin, cuma unggul tiga poin atas Wigan Athletic yang berada di zona degradasi.

Jalannya Pertandingan

MU cuma butuh waktu 81 detik untuk menjebol gawang Villa. Diawali umpan silang Rafael dari sisi kanan, Ryan Giggs langsung mengirim bola ke arah Van Persie yang tak terkawal di mulut gawang. Tanpa kesulitan, nama terakhir mendorong si kulit bundar ke dalam gawang.

Di menit ketiga, Van Persie nyaris mencetak gol keduanya. Namun, tendangan volinya meneruskan umpan silang Antonio Valencia masih sedikit melambung.

Rafael juga punya peluang bagus pada menit kesepuluh. Sial buat dia, tembakannya cuma menghantam tiang gawang.

Tim tamu bukannya tanpa peluang dan hampir saja menyamakan skor pada menit ke-12. Berawal dari akselerasi Andreas Weimann, Christian Benteke yang mendapatkan umpan matang menyambar bola. Tapi, sepakannya melayang di atas mistar.

Gol kedua MU tercipta pada menit berikutnya. Wayne Rooney mengirim umpan dari belakang garis tengah ke arah Van Persie. Tanpa mengontrol bola, Van Persie melepaskan tembakan first time yang tak bisa diantisipasi kiper Villa, Brad Guzan.

Van Persie benar-benar menjadi momok untuk pertahanan Villa pada pertandingan ini. Striker asal Belanda itu mencetak gol ketiganya di menit ke-33. Usai menerima umpan Giggs, dia memperdaya Guzan dan menjebol gawang Villa dari jarak dekat.

Memasuki menit ke-42, gawang MU terancam oleh tembakan Gabriel Agbonlahor. Namun, bola tembakan Agbonlahor masih melenceng.

Van Persie tak cuma dahsyat saat menyerang, tapi juga oke ketika membantu pertahanan. Dia membuat penyelamatan pada menit ke-49 dengan menghalau sundulan Nathan Baker yang tak bisa dijangkau David de Gea.

Villa kembali mengancam empat menit kemudian. Tembakan Benteke mengarah ke gawang, namun De Gea menunjukkan reaksi yang baik dengan menepis bola.

Rooney mendapatkan kesempatan pada menit ke-63. Tapi, sepakannya meneruskan operan Van Persie melayang di atas mistar.

De Gea dipaksa membuat penyelamatan bagus saat laga berusia 75 menit. Dia terbang untuk menepis tendangan jarak jauh Karim El Ahmadi.

Shinji Kagawa menyia-nyiakan peluang untuk membawa MU unggul makin jauh di menit ke-77. Umpan Valencia dia terima di tengah kotak penalti Villa. Tinggal menaklukkan Guzan, penyelesaiannya malah melambung.

Di sisa waktu, tak ada gol tambahan yang tercipta. MU menang 3-0 dan dipastikan jadi juara musim ini.


Susunan Pemain
Manchester United: De Gea, Evans, Evra, Rafael, Jones, Valencia, Giggs, Carrick, Rooney (Welbeck 72'), Kagawa, Van Persie

Aston Villa: Guzan, Lowton, Vlaar, Baker, Bennett (Clark 80'), Westwood, Delph, Weimann, N’Zogbia (El Ahmadi 46'), Agbonlahor, Benteke

Kamis, 18 April 2013

Pasal 18 Ayat 1


“ Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun ”

TKI Disiksa , Kurang ada perlindungan hukum dr pemerintah?

TKI Disiksa ,ditipu,diperkosa dsb(kasus terbaru di Newyork sampai ada TKI kupingnya dipotong, siram air panas, kita sebagai Orang indonesia harga diri kita terusik klo sering mendengar kisah2 tsb )…
Banyaknya kasus memperlihatkan Kurangnya ada perlindungan hukum dr pemerintah?

Hendaknya nasib TKI kita lebih diperhatikan, jgn dijadikan objek pungli dan keuntungan semata. Sebagai warga negara kenapa hak2 buruh migran tsb, tdk dilindungi scr penuh oleh negara ya?

Kasihan sekali para pahlawan devisa kita tsb, mau pulang kenegara sendiri tdk menjanjikan masa depan, pengangguran dimana-mana. Mau jd petani – pupuk susah, tanah diserobot.

Mau jd pengusaha UKM, susah dpt modal,…jd buruh -kerja seperti sapi , gaji cuma cukup buat bertahan hidup…..ditambah lagi apa-apa serba naik, biaya sekolah tinggi, …..

Mau ikut gila gak tega, ………..gak ikut gila KELAPARAN jadinya ..

Jadi inget kata pujangga jawa Ronggowarsito:

“Amenangi jaman edan, euh aya ing pambudi, melu edan ora tahan, yen tan melu hanglakoni, bojo keduman melik, kaliren wekasanipun, dilalah kersa Allah, begja-begjane kang lalai, lewih begja kang eling lan waspada”

terjemahannya kira-kira ; “Mengalami zaman gila, sulit rumit dalam bertindak, ikut gila tak sampai hati, jika tak ikut larut tak bakal dapat rejeki, kelaparalah akhirnya, namun sudah takdir kehendak Allah, lebih mujur bagi yang ingat (pada Tuhan) dan tetap waspada”

Inilah potret kehidupan bangsa Indonesia, yang sangat di sayangkan, entah lah apa jadinya Indonesia di Masa yang akan datang. Jika para TKI kita hanya disiksa di negri orang. Tegakkan hukum seadil-adilnya sesuai dengan pasal 28, tentang Hak Asasi Manusia.

Selasa, 16 April 2013

Korban Kekejaman Pesepakbolaan Indonesia


Jean Materson, pakar hak asasi manusia (HAM) PBB, menyatakan HAM itu melekat pada manusia. Dia mengalir langsung ketika manusia terlempar ke dalam eksistensi. Manusia hidup pincang tanpa hak tersebut. Tanpanya, manusia tidak bisa hidup sebagai pribadi secara optimal. Jadi, betapa dasariahnya hak tersebut dalam bangunan kehidupan manusia. Pengabaian fakta ini sama saja menghancurkan keberlanjutan sebuah eksistensi.

Dengan demikian, mereka yang tidak menegakkan atau melindungi HAM adalah pelanggar HAM, dan itu bisa dilakukan seseorang, sekelompok, atau negara. Pasal 1 Angka (6) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan pelanggaran HAM didefisikan sebagai setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak (kelalaian), yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin undang-undang ini. Mereka itu tidak mendapat atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar.

Ayat ini menggambarkan bahwa pelanggaran HAM dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok, organisasi, lembaga, atau apa pun dan siapa pun yang merepresentasikan negara. Modus kesengajaan atau kelalaian dapat melekat pada diri pelanggar. Sementara kerugian seperti kehilangan hak kesehatan hingga hak hidup dapat menimpa seseorang atau sekelompok yang harus dilindungi.


Baru-baru ini, ada peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran hak kesehatan pemain sepak bola asal Paraguay, Diego Mendieta. Pemain sepak bola, terlepas bagaimana prestasinya, tetaplah memiliki hak kesehatan yang wajib dilindungi.

Tragedi HAM pemain sepak bola juga terjadi pada pemain asing asal Brasil, Bruno Zandonadi. Dia meninggal dunia karena infeksi otak dan dalam kondisi ekonomi yang serbasulit. Mendieta mengembuskan napas terakhir di usia 32 tahun karena cytomegalovirus yang menyerangnya sejak November.

Kasus tersebut jelas menjadi preseden buruk sepak bola Indonesia. Masyarakat bisa melihat dengan gamblang dan mengerikan risiko menjadi pemain profesional di negeri ini. Problem tersebut semakin melengkapi penderitaan persepakbolaan nasional yang terus dilanda konflik. Para pengurus lebih sibuk berkelahi daripada memikirkan prestasi dan perlindungan pemain.

Mendieta dan Bruno Zandonadi sama-sama mengalami krisis finansial sehingga tidak memiliki dana yang cukup untuk mengobati penyakitnya. Keuangan yang tipis tidak bisa digunakan sebagai modal melindungi hak kesehatan. Terbukti, pengobatan Mendieta terputus-putus karena kurang biaya. Maklum gaji pemain kelahiran 13 Juni 1980 tersebut belum dibayar selama empat bulan. Demikian juga uang muka kontrak belum dibayar Persis Solo.


Setidaknya, ada 13 klub Liga Super Indonesia dan Liga Primer Indonesia yang menunggak gaji pemain, yakni Deltras Sidoarjo, Sriwijaya FC, Persija Jakarta, PSM Makassar (IPL), Persema Malang, Pelita Jaya, Persibo Bojonegoro, PPSM Magelang, Bontang FC, Persiraja Banda Aceh, Persela Lamongan, Arema Malang, dan Persija Jakarta (ISL).

Bahkan pemain Bontang FC terpaksa makan nasi bungkus karena krisis finansial yang melanda klub asal Kalimantan Timur tersebut. Mereka juga sempat mogok bermain, menuntut gaji yang belum diayar manajemen selama setengah tahun lebih. Itu berbagai contoh pelanggaran hak pemain. Para pemain sepak bola gagal menyejahterakan diri mereka sendiri dengan terjun ke olah raga yang satu ini.

Peduli

Tim FC Barcelona bisa memiliki pemain hebat sekelas Lionel Messi dan mengantarkannya menjadi yang terbaik, bukan sekadar kehebatan manajemen klub dalam mengelola tenaganya, tetapi juga peduli. Misalnya, ketika Messi mengalami kesulitan keuangan, FC Barcelona menanggung biaya kesehatannya secara maksimal.

Perhatian besar klub membuat pemain seperti Messi termotivasi untuk memberi lebih banyak untuk klub. Messi bahkan berjanji akan mengakhiri kariernya bersama Barca dan akan menolak dibeli klub mana pun dengan harga berapa pun. Sikap Messi itu bisa diteladani pemain-pemain sepak bola Indonesia, para petinggi organisasi, dan manajemen klub.

Hak konstitusional pemain sepak bola termasuk jaminan kesehatan yang menentukan konstruksi keberlanjutan hidupnya. Sepanjang hak kesehatannya diperhatikan, boleh jadi mereka akan tumbuh menjadi pemain berkualitas.

Hak kesehatan pemain sepak bola meliputi pemulihan kesehatan, tindakan medis saat terluka serius, dan langkah darurat saat nyawanya terancam. Hak kesehatan ini harus menjadi perhatian serius klub dan negara. Negara tidak boleh mengabaikan atau berdiam diri ketika klub membiarkan pesepak bola telantar ketika sakit.

Negara wajib turun tangan untuk meminta pertanggungjawaban yuridis terhadap klub yang melanggar hak kesehatan pemain sepa bola. Klub akan mudah melanggar HAM pemain manakala klub diposisikan sebagai anak emas dan dianggap kebal hukum.

Menurut Lord Shang, di dalam setiap negara terdapat subjek yang selalu berhadapan dan bertentangan, yaitu pemerintah dan rakyat. Yang satu kuat, lainnya lemah. Tetapi dalam beberapa kasus, pemerintah memang harus lebih kuat dari rakyat agar tidak timbul kekacauan.

Negara pun bisa menjadi pendamping yang memperkuat posisi pemain sepak bola dengan bersikap tegas terhadap klub yang melanggar hak pemain. Negara harus berani mengontrol klub agar menjalankan organisasi secara baik dan benar sehingga mampu memproduksi pemain yang berkualitas. Ini pada gilirannya akan menaikkan prestasi sepak bola nasional.

Senin, 15 April 2013

Matikan HP Di Dalam Pesawat



--Rakyat High-Class, Tapi .....
Saya sedih mendengar terbakarnya pesawat Garuda, GA 200 pada tanggal 7 Maret 2007, pukul 07.00 pagi, jurusan Jakarta-Yogyaka rta di Bandara Adisucipto. Kejadian itu sungguh menyayat hati dan perasaan.

Kemudian saya teringat beberapa bulan yang lalu terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat duduk disamping saya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, dimana pada saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.

Langsung saya tanya kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu, kemudian dia bercerita bahwa dia adalah manager salah satu perusahaan industri, dimana dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunaka HP didalam ruangan mesin turbin.

Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi HP dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi ini akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.

Cerita ini langsung saya kaitkan dengan peristiwa diatas, kalau saya tidak salah mendengar mesin pesawat tiba-tiba mati pada saat mau mendarat. Mudah- mudan peristiwa ini bukan akibat HP penumpang. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk masyarakat yang sering bepergian dengan pesawat.(KOMPAS )

Rakyat kita ini memang High class.. Handphone nya Mahal, Transportasi pake pesawat. Tapi bodohnya gk ketulungan. Ada yang gk tau kenapa larangan itu dibuat, ada yang tau tapi tetap gk peduli.. Orang indonesia harus selalu belajar dengan cara yang keras.
Buat yang belum tahu, kenapa gak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya:

Sekedar untuk informasi saja, mungkin rekan-rekan semua sudah mendengar berita mengenai kecelakaan pesawat yang baru "take-off" dari Lanud Polonia -Medan. Sampai saat ini penyebab kejadian tersebut belum diketahui dengan pasti.

Mungkin sekedar sharing saja buat kita semua yang memiliki dan menggunakan ponsel/telpon genggam atau apapun istilahnya.. Ternyata menurut sumber informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontributor yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang.

Contoh kasusnya antara lain:

Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja "take-off" dari bandara Zurich, Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat.

Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupa dimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi.

Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang "final approach" untuk "landing" di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing (The Australian, 23-9-1998).

Seperti kita tahu di Indonesia? Begitu roda-roda pesawat menjejak landasan, langsung saja terdengar bunyi beberapa ponsel yang baru saja diaktifkan.

Para "pelanggar hukum" itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, disamping merupakan gangguan (nuisance) terhadap kenyamanan orang lain.

Dapat dimaklumi, mereka pada umumnya memang Belem memahami tatakrama menggunakan ponsel, disamping juga belum mengerti bahaya yang dapat ditimbulkan ponsel dan alat elektronik lainnya terhadap sistem navigasi dan kemudi pesawat terbang. Untuk itulah ponsel harus dimatikan, tidak hanya di-switch agar tidak berdering selama berada di dalam pesawat.

Berikut merupakan bentuk ganguan-ganggua n yang terjadi di pesawat: Arah terbang melenceng, Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu, Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar,Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy. Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS.

Dengan melihat daftar gangguan diatas kita bisa melihat bahwa bukan saja ketika pesawat sedang terbang, tetapi ketika pesawat sedang bergerak di landasan pun terjadi gangguan yang cukup besar akibat penggunaan ponsel.

Kebisingan pada headset para penerbang dan terputus-putusn ya suara mengakibatkan penerbang tak dapat menerima instruksi dari menara pengawas dengan baik.

Untuk diketahui, ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya. (Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 600 BTS yang semuanya dapat sekaligus terjangkau oleh sebuah ponsel aktif di pesawat terbang yang sedang bergerak di atas Jakarta).(Varis / pertamina)

Sebagai mahluk modern, sebaiknya kita ingat bahwa pelanggaran hukum adalah juga pelanggaran etika. Tidakkah kita malu dianggap sebagai orang yang tidak peduli akan keselamatan orang lain, melanggar hukum, dan sekaligus tidak tahu tata krama?

Sekiranya bila kita naik pesawat, bersabarlah sebentar. Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama, dan demi sopan santun menghargai sesama, janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat terbang.

Semoga suatu hari rakyat kita bisa sedikit lebih pintar.

Selasa, 09 April 2013

Lini Tengah Mati, Setan Merah Redup



Manchester City memperkecil jarak dengan pimpinan klasemen sementara Liga Inggris menjadi 12 poin setelah menumbangkan Manchester United di Old Trafford. City pun berhasil jadi tim yang menghentikan rekor tak terkalahkan United di empat setengah bulan terakhir. Dua gol kemenangan City dicetak oleh James Milner dan Sergio Aguero.

Sebelum pertandingan, Roberto Mancini sendiri sempat berkomentar tentang tim-tim Inggris yang tampil seadanya saat melawan United. Menurutnya, banyak tim yang sudah takut terlebih dahulu sebelum bertanding dan berpikir bahwa mengalahkan mereka adalah suatu kemustahilan. Tapi, menurut pelatih asal Italia ini, hal ini tidak benar. Bahwa dengan mentalitas yang baik, United mungkin dikalahkan.

Mancini membuktikan ucapannya dengan dua kali mengalahkan United di kandangnya sendiri. Setelah menghancurkan Rio Ferdinand dkk. 1-6 di partai musim lalu, Mancini pun kembali mempersiapkan tim dengan baik pada pertandingan ini. Baik pemilihan pemain, taktik, maupun substitusi Mancini berhasil jadi faktor yang berhasil membuat City keluar sebagai pemenang di derby Manchester ini.

Bermain di kandang sendiri, Sir Alex Ferguson tampil menyerang dengan menempatkan empat pemain bertipe menyerang di lini depan: Robin Van Persie, Wayne Rooney, Danny Welbeck, dan Ashley Young. Keempatnya dalam pertandingan ini bermain di area pertahanan City dan jarang
menjemput bola ke area tengah lapangan. Bahkan Rooney pun lebih sering berada dekat dengan Van Persie dan berposisi menggantung tepat di sepertiga lapangan akhir.

Hal ini berbeda dengan saat MU mengalahkan Reading. Kala itu keempatnya juga dipasang berbarengan, namun dengan Van Persie dan Rooney yang lebih bermain lebih ke dalam. Selain di area tengah sepertiga lapangan akhir, Rooney sendiri lebih sering bergerak ke arah sayap kanan dan memainkan umpan satu-dua dengan Welbeck.

Sementara itu, Mancini juga tampil menyerang, namun dengan memperhatikan keseimbangan lini tengah. Double pivot Toure-Barry kembali berduet di lini tengah dengan Silva sebagai penghubung antara lini tengah dan lini depan.



Meminimalisir Peran Full-back

Salah satu catatan dalam pertandingan ini adalah kedua tim yang coba meminimalisir peran full-back lawan. Dengan menempatkan Welbeck, yang terkadang dibantu oleh Rooney, di sayap kanan, gerak Gael Clichy pun berhasil diminimalisir oleh United.

Sementara untuk City, Mancini lebih memilih untuk menempatkan Samir Nasri dibanding David Silva untuk menjaga pergerakan Rafael. Terbukti dalam pertandingan semalam, Nasri sendiri lebih sering bergerak menyusuri garis lapangan, tanpa memotong masuk atau memberikan crossing. Bahkan tak ada satu pun umpan silang yang dilakukan oleh pemain bernomor punggung 8 tersebut. Nasri lebih sering berduet dengan Barry untuk mengalirkan bola dengan melakukan umpan-umpan pendek.

Demikian pula dengan sisi lapangan lainnya. Dengan memainkan James Milner, yang memiliki kemampuan bertahan mumpuni, pergerakan Patrice Evra pun berhasil diredam. Sebagaimana Nasri, Milner pun kerap bergerak dekat dengan garis lapangan dan jarang menusuk ke dalam kotak penalti.

2 vs 3 di Lini Tengah

Dengan duel antara Nasri-Rafael, Milner–Evra, Welbeck-Clichy terjadi di bagian sayap lapangan, otomatis tercipta ruang luas di area tengah. Hal inilah yang berhasil dimanfaatkan oleh Man. City.

Duet Yaya Toure-Gareth Barry yang dibantu oleh Silva berhasil mengungguli Ryan Giggs-Michael Carrick sehingga penguasaan lini tengah berada di tangan City. Apalagi baik Giggs dan Carrick sendiri tidak ada yang memainkan peran sebagai hard defensive midfielder. Akibatnya Silva leluasa untuk bergerak di area sepertiga lapangan akhir untuk memberikan umpan pada Tevez. Tak hanya di tengah, Silva pun terkadang bergerak ke arah kiri lapangan untuk mengirimkan crossing, sementara Nasri menjaga Rafael. Total 4 key passes dilancarkan oleh Silva pada pertandingan ini, terbanyak di antara pemain lainnya.

Tak heran United kemudian kesulitan untuk mengembangkan permainan lewat tengah. Mereka lebih sering tertahan di area pertahanan sendiri karena City mampu menguasai lini tengah. Apalagi City dalam pertandingan semalam memang bergerak dengan cepat dan dengan intensitas tinggi. Keputusan Ferguson untuk tidak memainkan seorang gelandang bertahan berujung pada Giggs dan Carrick yang seolah selalu mengejar bayangan pemain City, terutama di babak pertama.

Akibatnya dalam membangun serangan duet Giggs-Carrick pun kemudian lebih sering mengalirkan bola lewat umpan-umpan panjang ke arah sayap lapangan untuk kemudian dikirimkan ke kotak penalti melalui umpan silang. Bahkan, dalam pertandingan ini United tercatat melakukan 33 kali crossing, dengan Van Persie sebagai pengirim umpan silang terbanyak, yaitu sebanyak 7 kali. Bandingkan dengan City yang hanya 20 kali melakukan crossing.
Grafik Area Aksi Manchester United di babak pertama. United lebih banyak tertahan di area pertahanan sendiri.


Menyerang Lewat Kiri

Selain lewat tengah, Man. City sendiri lebih sering melakukan serangan lewat sayap kanan lapangan, yaitu melalui duet Clichy-Barry-Nasri. Hal ini dikarenakan keroposnya lini tengah United serta adanya ruang kosong untuk Clichy bergerak naik karena Rafael tertahan oleh Barry.

Bahkan, dari sisi ini lah gol pertama Man. City lahir. Barry yang melakukan pressing pada Ryan Giggs berhasil merebut bola dan mengeksploitasi ruang kosong di sayap kiri. Nasri dengan cerdiknya kemudian bergerak ke tengah, menerima umpan, lalu memberikan assist pada Milner yang berdiri tanpa kawalan.

Delapan menit kemudian, United sempat menyamakan kedudukan melalui gol bunuh diri Vincent Kompany. Gol ini sendiri merupakan gol tipikal United yang memang acap kali menempatkan bola, biasanya dari umpan silang, di antara pemain bertahan lawan. Bola-bola seperti inilah yang sering membingungkan lawan sehingga bisa terjadi gol bunuh diri.

Masuknya Aguero

Walau relatif berhasil menahan Rafael untuk tidak bergerak naik, penampilan Nasri sebenarnya kurang efektif sebagai pemain sayap. Terhitung ia hanya berhasil melakukan 2 kali percobaan ke arah gawang dan 1 kali key passes. Di menit ke-71, Mancini lalu menggantinya dan memasukkan Aguero untuk menambah daya gedor City.

Silva kemudian beroperasi di sisi kiri, Tevez bermain sebagai second striker dan bergerak lebih dalam, sementara Aguero dipasang sebagai ujung tombak. Keputusan ini terbukti berhasil, karena Aguero tujuh menit kemudian dengan kecepatannya berhasil melewati empat pemain MU dan melesakkan tendangan ke atap gawang David De Gea.

Gol Aguero juga, lagi-lagi, membuktikan betapa leluasanya City menusuk masuk dari sisi kiri lapangan. Aguero yang mendribel dari sayap kiri hanya dijaga oleh Welbeck yang tidak mampu mengejarnya. Bahkan tidak ada satu pun pemain United pun yang coba untuk menghentikan gerak Aguero sehingga ia bisa sampai ke mulut gawang dengan cepat.

Kesimpulan

Keputusan Ferguson untuk total menyerang, dan tidak memasang satu pun gelandang bertahan murni, berbuah hasil City yang mampu menguasai lini tengah. Hal ini diperparah dengan kemampuan para penyerang dan gelandang City untuk menahan gerak full-back United sehingga serangan mereka direduksi hanya melalui umpan-umpan panjang dan bola crossing.

Meski menderita kekalahan, posisi United sendiri dapat dikatakan relatif aman di Liga Inggris. Dengan jarak 12 poin dan dengan sisa 7 pertandingan, akan sulit bagi United untuk melepaskan gelar ke-20-nya. Sementara bagi City, kemenangan ini bisa jadi catatan tersendiri bagi Mancini. Bahwa ia berhasil melakukan back-to-back menang di Old Trafford di Liga Inggris.


Glory - Glory Man United

Senin, 08 April 2013

Benak Fergie yang Tak Terterka



Sulit untuk memberikan tepuk tangan kepada Manchester United pada laga dinihari tadi, Selasa (9/4/2013). Lebih sulit lagi untuk mengetahui apa ada yang ada di benak Sir Alex Ferguson yang sulit untuk diterka.

Sebelum menghadapi Manchester City, catatan United adalah sebagai berikut: kalah 1-2 dari Real Madrid, bermain imbang 2-2 melawan Chelsea, menang masing-masing 1-0 atas Reading dan Sunderland, lalu terakhir kalah 0-1 dari Chelsea. Dua kali menang, satu kali imbang, dan dua kali kalah. Tidak cukup untuk disebut luar biasa.

Namun, apa yang lebih mengkhawatirkan dari itu adalah bagaimana United bermain. Robin van Persie sedang berhenti mencetak gol, sementara sayap-sayap United yang kerap diandalkan Ferguson sebagai tumpuan serangan sama tumpulnya dan suka bikin frustrasi. Jangan heran kalau kemudian Si Setan penguasa Premier League ini hanya menang tipis atas Reading dan Sunderland.

Ada ekspektasi berbeda ketika mereka akan bertanding menghadapi City. Ini adalah derby melawan rival sekota, di mana kemenangan akan membuat mental Anda naik setinggi langit. Mengingat garis finis sudah terlihat di ujung jalan, bukankah itu sebuah hal yang maha penting? Dan bukankah godaan untuk unggul 18 poin adalah sesuatu yang sulit untuk ditolak?

Saya tidak bisa mengelak dari pendapat bahwa derby yang (bisa dibilang) kalah romantis dibanding derby-derby lain semisal Lazio-AS Roma atau Boca Juniors-River Plate di belahan dunia lainnya. Kalah romantis dalam artian atmosfernya tidak se-membahana atau sepanas dua derby yang disebut lainnya. Rival memang iya, tapi bisa jadi itu pun muncul hanya karena United dan City berada dalam satu kota. Bandingkan lagi misalnya dengan United dan Liverpool, yang tautannya bahkan sampai membawa-bawa persaingan sejarah era industri di Inggris antara kota Manchester dan Liverpool.

Tapi, saya juga tidak bisa menyangkal bahwa sejak City muncul sebagai kekuatan baru di Premier League, derby Manchester menjadi salah satu yang ditunggu --setidaknya oleh para penikmatnya. City bak jadi simbol perlawanan tiran atas United, yang sebegitu berkuasanya di Premier League dan sebegitu ingin dijatuhkannya oleh tim-tim lain. Percayalah, ini nyaris sama seperti ketika Ferguson ingin menjatuhkan Liverpool dari takhtanya. Sejarah berulang.


Dengan derby Manchester menjadi hal yang antisipatif, baik Ferguson maupun Roberto Mancini tentu diharapkan menyiapkan tim terbaik mereka. City tentu saja dengan Vincent Kompany dan Pablo Zabaleta di lini belakang, Yaya Toure, David Silva, Samir Nasri di tengah, dan Carlos Tevez atau Sergio Aguero di lini depan. United, di lain pihak, adalah Van Persie dan Wayne Rooney, lalu tambahkan Danny Welbeck dan Shinji Kagawa, kemudian Michael Carrick dan Tom Cleverley, terakhir adalah duet Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, atau mungkin salah satunya.

Mancini melakukan seperti apa yang diprediksikan. Tetapi Ferguson tidak. Ada Ryan Giggs di sana, ada pula Ashley Young. Sementara di hadapan David De Gea dipasang Ferdinand dan Phil Jones. Jones memang kerap tampil bagus, tapi duetnya dengan Ferdinand membuat De Gea bermain dengan kombinasi back four yang berbeda untuk ke-22 kalinya musim ini. Mungkin tidak ada masalah di situ, tapi pemilihan Giggs dan Young, sementara Cleverley dan Kagawa dicadangkan, adalah sesuatu yang dipertanyakan.

Kagawa adalah pemain yang dinilai Ferguson sebagai pemain jenius. Sang gaffer menyebut gelandang asal Jepang itu tak hanya punya visi bagus, tapi juga insting mencetak gol yang mumpuni. Dia bisa bermain di tiga posisi attacking midfielder yang berbeda, entah di tengah atau kedua sayap --kendati posisi terbaiknya tetaplah di tengah. Hal itu pun menjadikan Kagawa pemain yang relatif berbahaya di final third. Lalu, mengapa Ferguson tidak memainkannya? Benak The Scotsman memang sulit untuk ditebak.

Pemilihan Welbeck di sisi kanan memang bisa diterka alasannya. Dia dipilih tidak hanya untuk menyerang, tetapi juga mendapatkan plot untuk bertahan, membantu Rafael da Silva meladeni Samir Nasri dan Gael Clichy yang kerap naik ke depan. Young di sisi kiri bisa jadi juga demikian. Hanya saja, entah beberapa kali di babak pertama Zabaleta berada dalam posisi lowong, membuat Patrice Evra harus bekerja ekstra.

Nyaris tak ada apa-apa di babak pertama. Kecuali catatan bahwa Yaya Toure mampu mengorganisir lini tengah City dengan baik, membuat Gareth Barry dan Silva leluasa bergerak membantu rekannya di kedua sayap, atau menjadi pemain tambahan di depan atau di dalam kotak penalti United. Toure juga dengan apik mengembalikan penguasaan bola ke tangan City ketika mereka kehilangan. Toure melepaskan 43 passing di babak pertama, lebih banyak dari pemain-pemain United lainnya. Ketiadaaan pemain seperti Toure di kubu United menjadi pembeda, Giggs dan Carrick tidak kelihatan, United pun terpaksa harus bermain melebar.


Giggs jugalah yang mengawali terjadinya gol pertama City. The Welsh Wizard memang masih punya sisa-sisa kejayaan, tapi mari kita sebut saja bahwa ini bukan harinya. Operan yang dilakukannya dengan tumit terebut dan City langsung merangsek naik. Pererakan ini diakhiri dengan tendangan James Milner yang berdiri tidak jauh dari kotak penalti United. Gol pun tercipta, De Gea gagal melanjutkan catatan clean sheet-nya.

Gol Milner pun membersitkan perbedaan lain dari kedua tim. Ketika pemain City begitu rajin menusuk dari sisi sayap dan mengepung kotak penalti, hal sebaliknya tidak terjadi pada kubu United. Ketiadaan attacking midfielder murni membuat United terlihat sulit melepaskan tembakan dari jarak sedikit di luar kotak penalti City, seperti yang dilakukan oleh Milner. 'Setan Merah' memang punya 5 shots on target sepanjang laga, tapi kebanyakan berawal dari serangan di sisi sayap.

Catatan lainnya, City bermain dengan garis pertahanan relatif tinggi, membuat tembakan seperti Milner sulit dilakukan dan para pemain United setidaknya 3 kali terperangkap offside. Sebaliknya, United kerap bertahan terlalu dalam. City tercatat hanya terjebak 1 kali offside dan gol Aguero pun menunjukkan hal demikian. Penyerang asal Argentina itu bebas menerima operan dari lini kedua lantaran ada banyak ruang, berlari ke dalam kotak penalti, dan melewati tiga pemain United. Dua centre back United, Jones dan Ferdinand berdiri di dalam kotak, sementara yang mengejar Aguero adalah Welbeck.

Ketika timnya sudah tertinggal 1-2, Ferguson bergerak dengan memasukkan Antonio Valencia dan Javier Hernandez. Sementara Kagawa baru dimainkan setelah Young cedera.. terlambat 91 menit. United akhirnya kalah 1-2. City tercatat tampil lebih dominan dan lebih efektif. Mereka hanya punya 3 shots on target dan dua di antaranya berbuah menjadi gol.
Setelah pertandingan, Ferguson menyebut bahwa timnya sebetulnya tidak bermain jelek. Tapi, keputusannya dalam soal memilih pemain dan memberlakukan taktik sudah kadung menuai kritik. Beberapa blog pendukung United via Twitter menyebut, tidak ada salahnya Ferguson untuk sementara meninggalkan para pemain sayap dan kembali pada formasi diamond dengan Carrick-Cleverley-Anderson-Kagawa di lini tengah, yang dulu sempat membuat United begitu efektif.

Di sisi lain, jarak 12 poin memang tidak dekat. Tapi, dengan performa United yang seperti sekarang, tandang ke Stoke City dan West Ham United setelah ini membuat semuanya menjadi tricky. Belum lagi setelahnya United masih harus menghadapi Arsenal dan Chelsea. Kekhawatiran merebak. Ingatan di belakang kepala bahwa City musim lalu mengejar defisit delapan poin muncul.

Tapi, ah.. Mungkin Fergie yang kawakan itu sudah punya rencana lain di benaknya.


Glory - Glory Man United

Jumat, 05 April 2013

David Beckam, Aristokrat Sepakbola



Saya tidak bisa tidak tergelitik saat melihat David Beckham menendang bola di China beberapa hari lalu. Bukan karena tendangannya (dan ia malah terpeleset), melainkan karena pakaian yang dipakainya ketika menendang itu.

Beckham keren seperti biasanya, seperti citra diri yang biasa dia buat selama ini. Rambut licin, badan penuh tato, celana bahan, kemeja yang dimasukkan rapi ke dalam celana, plus dasi dan sepatu pantofel. Ya, Beckham mengenakan semua itu ketika harus memperagakan bagaimana caranya melakukan tendangan bebas.

Boleh saja kita berasumsi bahwa Beckham tidak membawa training kit atau baju latihan. Atau mungkin akan terlalu repot bagi Beckham untuk mengganti pakaiannya menjadi pakaian latihan. Sementara yang dilakukannya hanyalah bagian dari acara sebagai duta besar negara tersebut, tentu dia harus tampil rapi.


Apapun itu, Beckham seperti menunjukkan bahwa dirinya beda sendiri. Ketika pesepakbola lain harus memakai sepatu bola, ber-jersey atau memakai kostum training, maka ia cuek saja melepas jasnya dan hanya tinggal mengenakan kemeja untuk menendang bola. Pekerjaan boleh saja cuma mengoper dan menendang bola, tapi gaya tidak boleh ditinggalkan.

Beckham memang begitu. Dia seperti tidak tahan jika harus sama seperti pesepakbola lainnya. Dia harus berbeda. Ketika pesepakbola lain harus repot-repot pindah ke kota di mana klubnya berada, maka tidak demikian dengannya. Beckham tinggal di London, bekerja untuk tim yang berada di Paris, sementara beberapa hari sebelum timnya bertanding dia sempat-sempatnya terbang ke China untuk menjalankan tugas sebagai brand ambassador.

Yang dilakukannya mirip-mirip dengan gaya selebriti papan atas. Gaya kaum jet set. Makan siang di Roma, tapi makan malam di Paris -- demikian bahasa sederhananya. Kalau tidak salah ingat, gaya seperti sudah nyaris dilakukannya sejak awal kariernya. Bukan rahasia apabila begitu namanya naik, Beckham langsung jadi kesayangan baru tabloid-tabloid Inggris, jadi bintang iklan berbagai brand, mengencani seorang pop star, hingga membeli mobil sport mahal.
Bagaimana cara Beckham memperkenalkan dirinya ke lapangan hijau pun bukan hanya sekadar jadi anggota class of 92 yang tersohor itu. Beckham (harus) beda sendiri. Dibanding dengan Gary Neville, Paul Scholes atau Nicky Butt yang bertampang biasa-biasa saja, Beckham diberkahi wajah tampan. Hal itu masih ditambah kemampuannya -- pada awal-awal keadirannya-- memberikan umpan atau mencetak gol. Salah satu golnya, yang mungkin masih diingat sampai sekarang, adalah golnya ke gawang Wimbledon.

Mereka yang masih mengingatnya mungkin akan merekam dengan jelas di benak bagaimana Beckham muda merentangkan kedua tangannya, berjalan pelan, dengan senyum penuh kebanggaan merekah di wajahnya. Seniornya, Brian McClair, hanya bisa memberikan tepukan di kepalanya. Semua itu dilakukannya setelah mengadali seorang kiper yang lebih tua bernama Neil Sullivan dengan tendangannya dari tengah lapangan. Sungguh sebuah gol yang penuh gaya.

Sir Alex Ferguson sendiri tidak bisa melupakan gol itu. Bukan apa-apa, sebelum gol itu tercipta sang manajer sempat berniat untuk menarik keluar Beckham. "Anda tahu, 10 menit sebelum gol itu dia sempat berusaha mencobanya," cerita Fergie. "Saya bilang ke asisten saya, Brian Kidd, jika dia mencobanya lagi, maka kita tarik dia keluar."

Sepuluh menit setelahnya, terjadilah gol itu. Kali ini giliran Kidd yang mendatangi Fergie dan bertanya, "Jadi, kita tarik dia keluar?"

Fergie tentu tidak jadi menggantinya dengan pemain lain. Tapi, momen di mana Beckham mencetak gol dari tengah lapangan itu membuatnya sadar akan satu hal, bahwa anak didiknya yang ketika itu baru berusia 22 tahun tersebut memang gemar mencari sensasi, menjadi pusat perhatian, sorotan, dan keglamoran.

"Well, Anda tahu, David kadang-kadang suka besar kepala dan saya selalu berusaha untuk membuat kakinya tetap menjejak tanah," ucap Fergie.

Bertahun-tahun setelah gol itu, Beckham menahbiskan diri sebagai ikon Old Trafford, ikon sepakbola Inggris, dan bahkan ikon sepakbola sendiri. Jika di basket ada Michael Jordan, maka di sepakbola ada David Beckham. Setidaknya, buat mereka yang pada masa itu baru ingin mengenali sepakbola, maka dia bisa melihatnya dari Beckham dulu. Tidak sulit untuk melakukannya. Siapa sih yang tidak kenal Beckham pacar anggota Spice Girls itu?

Sampai hari ini, Beckham telah membuat jalan yang ditempuhnya menjadi cerita yang selalu enak dibahas. Entah bagaimana dia membuat nomor 7 jadi populer, atau membuat nomor 23 tidak kalah keren dari nomor 7. Entah bagaimana juga dia membuat bermain di Amerika Serikat, yang notabene bukan negara di mana sepakbola tidak jadi nomor satu, jadi terlihat sesuatu yang biasa. Beckham adalah hipster-nya sepakbola.

Ketika banyak pemain bermain di MLS ketika kariernya sudah hampir habis, tidak demikian halnya dengan Beckham. Dia masih sempat-sempatnya bermain di Eropa bersama AC Milan ketika liga itu libur. Bahkan ketika kontraknya dengan Los Angeles Galaxy habis, dia kembali bermain di Eropa, kali ini bersama Paris St Germain yang tengah membangun kekuatan itu.

Tidak sedikit yang menilai kedatangan Beckham ke PSG hanyalah upaya untuk mengangkat citra klub itu. Apalagi ditambah cerita bahwa Beckham tidak mengambil bayarannya dan dia menyumbangkan semuanya pada anak-anak yang membutuhkan. Jesse Fink, salah satu kolomnis Fox Sports, bahkan sampai menyebutnya hanyalah akal-akalan pihak Qatar --yang dekat dengan pemilik PSG -- mencari simpati demi Piala Dunia yang akan digelar di negara mereka. Sementara itu, Piers Morgan, seorang presenter televisi CNN, menyebut kedatangan Beckham hanyalah marketing scam.

Tidak ada yang salah dengan opini-opini atau tudingan-tudingan itu. Faktanya, Beckham sendiri memang pintar menjual namanya sendiri. Jika sepakbola adalah sebuah produk, maka Beckham, seperti halnya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, adalah brand yang punya diferensiasi produk tersendiri, punya brand personality-nya sendiri, yang membuatnya beda dengan brand-brand lain dalam produk sejenis.

Salah seorang profesor bisnis strategi olahraga dari Universitas Coventry, Simon Chadwick, bahkan rela mempelajari apa yang dilakukan Beckham dalam tahun-tahun terakhir ini. Kepada Reuters, dia mengatakan bahwa kepindahan Beckham ke PSG tidak lebih dari kebutuhan klub itu akan sebuah substansi. PSG yang tengah membangun diri menjadi klub besar -- juga menjadi perusahaan penarik uang baru dengan kedok klub sepakbola -- itu punya aspirasi, tapi mereka butuh substansi yang bisa melekatkan mereka pada sepakbola itu sendiri. Maka jadilah Beckham mereka gaet.

"Beckham adalah aristokrat sepakbola. Dia punya warisan mendalam dan trek rekor panjang," kata Chadwick.


Terlepas dari segala marketing scam hingga penelitian ala universitas itu, Beckham toh masih bisa menunjukkan bahwa dia digaet dengan alasan sepakbola. Rabu (3/3/2013) dinihari kemarin, Carlo Ancelotti lebih memilih memainkannya ketimbang Marco Veratti. Padahal Veratti yang jago melepas operan panjang itu bisa digunakan untuk menggebuk Barcelona, yang terkenal rawan menerima umpan-umpan silang.

Nyatanya, Beckham tampil tenang, tampil kalem, dan tampil penuh perhitungan. Dalam duel yang sepenting itu, dan dalam usianya yang sudah nyaris 38, dia masih bisa bertarung menghadapi gelandang-gelandang semodel Xavi Hernandez atau Andres Iniesta. Di babak pertama, dia sukses melepas 13 passing sukses dari 18 passing atau dengan tingkat akurasi mencapai 72%. Tidak buruk. Ancelotti menilainya tidak sensasional, tapi memuaskan.

Yah, memang begitulah Beckham.

"Penulis hanya fans Beckham karena dia pernah bermain untuk Manchester United"

Glory - Glory Man United

Rabu, 03 April 2013

Bibit Waluyo yang Tinggi Hati & Tak Tau Sopan Santun



Adegan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sungkem, membungkuk, dan mencium tangan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menjelang pelantikan FX Hadi Rudyatmo sebagai Wali Kota Solo, di Kompleks DPRD Solo, Jumat pagi, 19 Oktober 2012, mengejutkan banyak orang. Orang pun bertanya-tanya, kenapa Gubernur DKI Jakarta itu melakukan hal demikian? Apakah itu sebagai isyarat Jokowi meminta maaf kepada Bibit Waluyo, mengingat perselisihan panas yang pernah terjadi di antara mereka tempo hari (2011)?


Perselisihan panas tersebut (2011) terjadi ketika Walikota Solo Jokowi menolak rencana pembangunan mall di atas lahan bangunan kuno bekas pabrik es Saripetojo,  Kampung Jantirejo, padahal dari pihak Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo telah menyetujuinya. Alasan Jokowi menolak pembangunan mall di lokasi tersebut adalah, yang paling utama karena keberadaan mall di sana dikhawatirkan akan menggerus rezeki rakyat kecil yang sudah puluhan tahun berdagang di sekitar lokasi tersebut, dan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan kuno (didirikan tahun 1888) sehingga layak dijadikan cagar budaya.

Dalam kesehari-hariannya, Jokowi kelihatan seperti sosok yang lugu dan murah senyum dan tawa, tetapi begitu menghadapi persoalan serius, apalagi menyangkut kepentingan rakyat banyak (rakyat kecil), jiwa kepimpinannya langsung muncul. Prinsipnya tak tergoyahkan untuk tetap tidak mengizinkan pembangunan mall di lokasi tersebut, meskipun Gubernur Bibit Waluyo sampai murka dan mengeluarkan kata-kata tidak pantas kepada Jokowi di depan umum.

Media massa merekam kata-kata kasar Gubernur Bibit Waluyo pada 27 Juni 2011 itu, dan masih bisa dibaca atau didengar kembali saat ini. “Walikota Solo itu bodoh, kebijakan Gubernur kok ditentang. Sekali lagi saya tanya, Solo itu masuk wilayah mana? Siapa yang mau membangun?” amuk Bibit Waluyo ketika itu.

Padahal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meskipun lahan Saripetojo merupakan aset/milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, tetapi kewenangan untuk menerbitkan izin usaha berada di tangan Pemerintah Kota Solo.

Merespon makian Gubernur Bibit Waluyo kepada dirinya dengan kata-kata kasar, “Walikota Solo yang bodoh” itu, Jokowi dengan tenang merespon (waktu itu), “Saya memang bodoh, dari dulu saya itu bodoh. Saya juga heran kenapa rakyat memilih orang bodoh jadi walikotanya sampai dua periode.”


Meskipun kelihatan tenang, tetapi dari raut muka dan intonasi kalimat yang diucapkan kedengarannya Jokowi tersinggung dan marah juga disebut “bodoh” di depan umum seperti itu. Tetapi, responnya atas pernyataan kasar Gubernur Bibit Waluyo itu sungguh telak menyerang balik Bibit Waluyo. Kata Jokowi, “Saya juga heran kenapa rakyat memilih orang bodoh jadi walikotanya sampai dua periode.”

Dan, memang rakyat Solo ketika itu ramai-ramai mendukung Jokowi, dan marah kepada Bibit Waluyo yang telah mengata-ngatai Jokowi seperti itu.



Wrga Solo berdemo, mengecam makian Bibit Waluyo kepada Jokowi, 2 Juli 2011 (Sumber: pasoepati.com)

Karikatur yang pernah dimuat di Solopos


Perkembangan terakhir, pembangunan mall dipastikan dibatalkan. Diganti dengan rencana pembangunan sebuah hotel bintang empat,  berlantai 20, dengan nama Hotel Saripetojo. Sedangan sebuah bangunan rumah dinas yang berada di kompleks lahan itu tetap dibiarkan berdiri sebagai cagar budaya kota Solo. Keberadaan hotel di lokasi tersebut, dianggap tidak akan menganggu perdagangan rakyat kecil yang berada di sekitar lokasi tersebut. Demikian juga arus lalu-lintasnya tidak akan banyak berubah, daripada keberadaan sebuah mall.


Kembali ke adegan Jokowi membungkuk dan mencium tangan Bibit Waluto tersebut di atas. Pertanda apakah ini? Apakah ini artinya, Jokowi menyesali dan meminta maaf atas “pemberontakannya” terhadap Gubernur Jawa Tengah itu tempo hari?


Bukan. Bukan itu maknanya. Jokowi pun ketika ditanya kenapa melakukan hal itu, menjawab diplomatis bahwa itu pertanda dia menghormati orang yang lebih tua dan lebih senior daripadanya. Jokowi tidak menyinggung perselisihan masa lalu itu. Apalagi ada singgung kata “maaf.”


Sesungguhnya yang terjadi di balik adegan itu adalah Jokowi dengan jiwa besarnya  hendak mengajak Bibit Waluyo untuk rekonsiliasi, melupakan hubungan buruk mereka di masa lalu itu. Dia membungkuk, dan mencium tangan Bibit Waluyo itu sebagai tanda kerendahanhatinya untuk terlebih dahulu mengajak rekonsialisasi itu. Lupakan masa lalu, mari kita bersama melangkah ke masa depan. Begitu kira-kira makna adegan cium tangan tersebut.


Tetapi sayangnya, Bibit Waluyo rupanya tidak cukup berjiwa besar merespon ajakan Jokowi itu. Dendam membara masih tersimpan di dalam hatinya. Ketika Jokowi menjabat tangannya, lantas membungkuk dan mencium tangannya, dia sama sekali tidak bereaksi. Raut mukanya kaku. Bahkan memandang ke arah Jokowi pun tidak. Dia terus melangkah, mengabaikan Jokowi. Seolah-olah Jokowi tidak ada di situ. Jokowi hanya tersenyum, berjalan di belakangnya.

Tidak seharusnya Bibit Waluyo (jas hitam, berpeci) mengabaikan, dan membiarkan Jokowi, Gubernur DKI Jakarta berjalan di belakangnya seperti ini. Terlihat raut muka Bibit yang kaku, seperti menahan marah, dan Jokowi yang ceriah (Sumber: Kompas.com)

Dari gambar (video) yang terekam kamera wartawan, terlihat bahwa wajah Jokowi tetap ceriah dengan senyuman khasnya berjalan di belakang Bibit Waluyo dan FX Hadi Rudyatmo. Sedangkan wajah Bibit Waluyo tetap terlihat kaku, tak tersenyum sedikitpun, seperti menahan marah. Sepatah katapun tak terucapkan dari mulutnya kepada Jokowi.

Indikasi sangat kuat bahwa dendam masih membara di dada Bibit Waluyo adalah pada kesempatan pertemuannya dengan Jokowi itu, dia sama sekali tidak menyalami Jokowi untuk memberi ucapan selamat kepada Jokowi yang telah menjadi Gubernur DKI Jakarta yang baru.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo lupa bahwa kini kedudukan Jokowi itu sejajar dengan dirinya, sama-sama seorang Gubernur. Jokowi datang ke Solo sebagai Gubernur DKI Jakarta, sebagai tamunya. Seharusnya Bibit Waluyo itu sebagai tuan rumah, tahu sopan-santun, dengan menghargai kedatangan Gubernur DKI Jakarta itu. Tidak seharusnya dia membiarkan Jokowi berjalan di belakangnya (seolah-olah Jokowi itu ajudannya), dan mengabaikannya seperti itu.


Sebenarnya, kalau mau dilihat lebih dalam lagi, sesungguhnya meskipin sama-sama sebagai Gubernur, posisi Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta lebih istimewa dan lebih “bergengsi” daripada Bibit Waluyo yang adalah Gubernur Jawa Tengah itu.


Jokowi adalah Gubernur dari Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, oleh UU dia mempunyai kewenangan yang lebih luas daripada semua gubernur di daerah lain di Indonesia. Hanya Gubernur DKI Jakarta yang mempunyai kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan mulai dari seorang Lurah sampai dengan Walikota di wilayah DKI Jakarta Raya. Sedangkan gubernur lain, termasuk Gubernur Jawa Tengah tidak mempunyai kewenangan seperti itu. Mereka tidak berwenang mengangkat dan memberhentikan seorang Lurah, apalagi Walikota meskipun berada di dalam wilayah provinsinya.


Mungkin faktor inilah yang membuat Bibit Waluyo semakin antipati terhadap Jokowi. Ada unsur dendam, ada pula unsur cemburu. Apalagi sekarang ini Jokowi semakin populer di seantero Indonesia. Bayangkan, orang yang mungkin paling dibenci sedunia itu, sekarang malah menjadi Gubernur DKI Jakarta, sangat populer se-Indonesia, dan sangat dicintai oleh warga DKI pula.

Kini, “Walikota bodoh” itu bukan hanya dipilih rakyat Solo sampai dua periode, sekarang malah naik naik tingkat, dengan dipilih lagi oleh rakyat Jakarta sebagai Gubernur mereka. Gubernur dari Ibukota Negara Republik Indonesia.

Sayang, tidak ada wartawan yang bertanya langsung kepada Bibit Waluyo kenapa dia masih marah, bermuka masam, dan tidak menghargai Gubernur DKI Jakarta Jokowi seperti itu? Tapi, kayaknya memang dia tidak mau memberi kesempatan kepada wartawan untuk itu. Tidak mau lama-lama berada di dekat Jokowi. Maka itu seusai acara pelantikan FX Hadi Rudyantmo sebagai Walikota Solo itu, Bibit Waluyo langsung meninggalkan Gedung DPRD Solo. Katanya, langsung pergi ke kota lain untuk memenuhi acara lainnya.

Meskipun jabatan Jokowi sudah sejajar dengannya (sama-sama Gubernur), bahkan  sebenarnya lebih bergengsi daripadanya, Bibit Waluyo, Gubernur Jawa Tengah itu masih tetap tinggi hati terhadap Jokowi. Dia seolah-olah masih merasa posisinya lebih tinggi daripada Jokowi. Sebaliknya, Jokowi tetap rendah hati meskipun telah mencapai posisi yang sedemikian tinggi.

Teringatlah saya perkataan Yesus di Injil: “Siapa yang meninggikan dirinya, akan direndahkan. Dan, siapa yang merendahkan dirinya, akan ditinggikan.”


Itulah pandangan publik terhadap Bibit Waluyo dan Jokowi. Bibit yang tinggi hati, direndahkan oleh publik. Jokowi yang rendah hati, ditinggikan (dihargai dan disegani) oleh publik. ***

Fans Layar Kaca



Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kabar bentrokan antara fans Barcelona dan Real Madrid di Yogyakarta, atau tawuran tifosi Juventus dan Inter Milan di Manado?

Mungkin kita bisa maklum apabila kelompok-kelompok suporter klub-klub lokal berbasis massa besar rajin mencuri atensi. Tapi bagaimana jika letupan emosi yang menjadi pelatuk konflik itu justru berasal dari tim-tim yang hanya bisa disaksikan dari layar kaca?

Pada Sabtu tengah malam, 2 Maret 2013, para fans layar kaca itu gontok-gontokan di Yogyakarta, setelah tersaji siaran langsung El Clasico. Kabarnya, kadar tawuran antara fans Barcelona dan Madrid itu hampir menyamai konflik antarsuporter "ala" klub-klub di tanah air.

Media jejaring sosial macam twitter jadi pusat penghakiman massa. Yogja seolah-olah merebut fokus para peselancar dunia maya dari partai klasik itu sendiri. Acara nonton bareng yang seyogyanya cukup menjadi ajang "adu gengsi" atau "adu narsis" fans dua klub rival itu, menemui pembelokan makna. Pertandingannya terjadi puluhan ribu mil nun jauh di sana, bentrokannya justru terjadi di sini.

Kekonyolan serupa terjadi di sebuah kawasan di kota Manado, Sulawesi Utara, pada 30 Maret lalu, sehabis pertandingan Inter vs Juventus, yang berakhir 2-1 untuk Bianconeri. Setelah nobar, suporter kedua kesebelasan saling ejek, lalu saling pukul dan kemudian lempar-lemparan batu.

Konflik penting untuk solidaritas?

Mari berselancar sejenak lewat analisa ilmu sosial tentang konflik, entah itu konflik berlevel ecek-ecek hingga yang berskala besar. Dalam kacamata sosiologi, para pencetus teori konflik terbagi ke antara dua kutub besar. Kelompok pertama adalah mereka yang memusatkan analisis pada konflik sebagai penyebab perubahan sosial. Kelompok lainnya menekankan pentingnya konflik untuk mempertahankan keutuhan kelompok. Aman jika mengatakan pisau analisis kedua-lah yang pantas digunakan untuk membedah kasus tawuran antarfans klub di atas. Grup berbasis hobi memang tampak solid dari luar, tapi kemungkinan longgarnya ikatan di antara para anggota sangat terbuka seiring kuantitas kelompok yang besar.

Lewis Coser (1913-2003), sosiolog Amerika kelahiran Jerman, merangkum beberapa fungsi konflik. Salah satunya, konflik dapat menghasilkan solidaritas di dalam kelompok dan solidaritas itu bisa menghantarnya kepada aliansi-aliansi dengan kelompok-kelompok lain. Solidaritas internal kelompok bisa dipahami dengan sederhana: anggota kelompok merasa dekat tidak hanya karena kesamaan favorit, namun juga karena ada musuh bersama.

Dari sisi fans sepakbola, memaki-maki musuh bebuyutan akan terasa lebih nikmat jika disuarakan bersama entitas lain yang juga anti kepada kubu seberang. Jadi, wajar jika -- misalnya -- Juventus dan Inter memiliki "aliansi" masing-masing karena perjodohan faktor kebencian luar biasa. AC Milan boleh jadi lebih memilih menjadi "teman" Juventus ketimbang harus mendukung saudara, La Beneamata. Fiorentina, yang merupakan musuh Juve karena kasus masa lalu, mungkin lebih girang ketika Inter menguasai Italia pasca Calciopoli.

Perasaan itu kemudian terbawa hingga ke level fans akar rumput. Aliansi antara beberapa kelompok fans klub tak tertulis di atas kertas, namun begitu kental saat acara nobar.

Ajang Kreatif

Terlepas dari semua itu, kita pantang memberi stigma pada kelompok suporter klub asing yang sangat marak menampilkan dirinya dalam beberapa tahun terakhir. Jangan pula menepikan berbagai aktivitas sosial yang mereka lakukan, minimal untuk kebaikan komunitas mereka. Namun, kemunculan kasus minor yang memalukan tersebut tetap harus dianggap sebagai alarm. Darah muda memang rentan akan gesekan, tapi sungguh sukar dicerna nalar kalau emosi tergadaikan karena tontonan TV yang aktor-aktornya bukan dari negeri sendiri.

Mendukung tim idola punya kenikmatan tersendiri, tentu saja, apalagi jika disuarakan lewat bahasa kolektif. Namun, kehidupan tetap punya koridor tertentu yang jangan sampai diloncati demi dalih kemaslahatan. Kata 'persaudaraan' memang selalu indah terdengar, tapi susah setengah mati kala dipraktekkan kala klub-klub idola bentrok.

Jangan lupa, Javier Zanetti, Giampaolo Pazzini, Franco Baresi dan Paolo Maldini mengaku terkagum-kagum dengan aura luar biasa yang ditunjukkan fans Inter dan Milan ketika klub mereka menyambangi Jakarta beberapa waktu lalu.

Beragam contoh positif masih banyak lagi, menunjukkan kalau ruang untuk "mode tawuran" sebenarnya lebih sempit ketimbang kreativitas mereka dalam mengelola aktivitas kelompok.

Semoga fanatisme pada klub-klub asing tidak sampai menggerogoti rasionalitas. Just enjoy it.


Glory - Glory Man United