\

Rabu, 22 Februari 2012

Manusia dan Harapan


Pengertian Harapan

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.

Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”

Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.

Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.

Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaam yaitu :
• keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
• pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Dorongan Kodrat

Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.

Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih.

Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

Dorongan kebutuhan hidup

Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)

Manusia memiliki tiga kebutuhan pokok yaitu:
Sandang adalah kebutuhan manusia yang berguna untuk melindungi dirinya seperti pakaian, dan lainnya.
Pangan adalah kebutuhan manusia meliputi kebutuhan sehari-hari seperti makan minum dan sebagainya.
Papan adalah kebutuhan hidup manusia untuk berlindung setiap harinya contohnya rumah.
Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
Ia tidak percaya pada diri sendiri.
Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.

Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

Kepercayaan pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang, dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
Kepercayaan kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran orang lain.

Kepercayaan kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai pemerintah / negara.
Kepercayaan kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :

Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya

Manusia dan Kegelisahan


Pengertian Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut muknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain.

Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari keemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang didingainkannya tidak tercapai.

Tiga Macam Kecemasan Yang Menimpa Manusia

Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif) kecemasan neurotic dan kecemasan moril.

Kecemasaan Objektif
Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk mencelakaakaknnya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.
Sebagai contoh, jika seorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.

Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan id nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat terjadi.

Kecemasaan Moril
Kecemasan moril sidebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan marah gelisah cinta dan rasa kurnag percaya diri.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang canntik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril

Sebab-sebab Orang Gelisah

Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )

Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan

Usaha-usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kegelisahan ini peratama-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. Sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.

Bentuk – bentuk kegelisahan dalam diri manusia

Keterasingan
Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal dengan orang, sehingga kata terasing berarti sendiri. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing, diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan dan termarjinalkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat.

Yang menyebabkan orang merasa asing adalah akibat perilaku manusia itu sendiri. Yang tidak dapat diterima atau tidak disukai oleh masyarakat lainnya sehingga ia merasa dirinya tidak merasa percaya diri atau sulit melakukan penyesuain diri terhadap orang disekitar. Padahal dengan ia bisa menyesuaikan dirinya dengan baik tanpa mengganggu orang lain sesunggunya orang lain dapat dengan senang dan menerima dengan penyesuaian diri seseorang dengan hati terbuka.

Keterasingan biasanya disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
o Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan.
o Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun biasanya bersumber pada faktor yang pertama.


Kesepian
Kesepian berarti sunyi atau bisa dikatakan lengang yang dapat dikatakan bahwa kesiapan adalah merasa sunyi atau lengang, merasa dirinya selalu sendiri. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkungan sehingga merasa kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya karena orang tersebut lebih baik menyendiri dari pada ditemani.
Hal harus dilakukan adalah selalu mau berada dalam situasi ramai dengan orang-orang yang ada disekitarnya tanpa ada merasa adanya kesepian. Orang tersebut juga harus berani mengenal dengan dunia luar yang dapat mengubah kehidupan tanpa ada rasa kesepian. Rasa ingin selalu bergaul terhadap orang lain harus melekat pada diri orang tersebut ntah itu bergaul dengan siapapun.



Penyebab Kesepian

Menurut Middlebrook (1980), ada dua faktor penyebab dari kesepian, yaitu :

Faktor Psikologis

Existential Loneliness
Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.

Pengalaman traumatis hilangnya orang-orang terdekat
Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.

Kurangnya dukungan dari orang lain
Kesepian dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak lingkungannya.

Adanya masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan
Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.

Kurangnya rasa percaya diri
Meskipun individu dapar melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.

Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.

Ketakutan untuk menanggung resiko sosial
Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.

Faktor Sosiologis

Takut dikenal orang lain
Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.

Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.

Kehidupan di rumah
Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena kejenuhan.

Perubahan pola-pola dalam keluarga
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.

Pindah tempat
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.

Terlalu besarnya suatu organisasi
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.

Desain arsitektur bangunan
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas.

Sadler (dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal, yaitu :

Interpersonal Problems
Hal ini disebabkan karena subjek kehilangan orang-orang terdekatnya atau memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).

Social Shock
Masalah-masalah sosial seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.

Culture Shock
Setiap kebutuhan memiliki ciri-ciri khas masing-masing. Ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.

Cosmic Problems
Hal ini berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan yang dijalaninya.

Psychological Problems
Masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.
- dari berbagai sumber -

Saya Beli Tiket Juga Pak, Kenapa Ga Boleh Masuk?

Pada hakikatnya setiap individu pastilah mendambakan keadilan yang merata pada segala sisi kehidupannya. Baik untuk lingkungan disekitar, ataupun mengutamakan keadilan untuk diri sendiri si individu tersebut. Hal yang sangat manusiawi dan sangat mendasar bagi sebagian besar kalangan pastinya. Namun untuk dapat merasakan keadilan yang benar – benar memadai bagi segelintir orang, tidaklah semudah menyampaikan teori maupun penjabaran dari kata “KEADILAN“ itu sendiri. Banyak hal yang bisa menjadi ganjalan bagi seseorang untuk mendapatkan perlakuan adil, bahkan atas dasar kepentingan pihak yang kuat sebuah keadilan bisa saja diperjual belikan. Mungkin terlalu berat jika saya menyampaikan sebuah contoh penyimpangan keadilan dari beberapa hot issues tentang mafia hukum atau mafia peradilan misalnya. Disini saya hanya coba memberi contoh kecil tentang mahalnya sebuah keadilan dimulai dari ruang lingkup yang lebih sederhana. Entah hal ini membuat miris atau justru menggelikan, semua boleh menilai dari sudut pandang masing – masing. Sebenarnya hal kecil yang mungkin tidak terlalu booming di media masa namun ternyata terjadi secara berkala dan cenderung seperti budaya yang dianggap lumrah. Betapa tidak, mungkin sebagian besar masih ingat dengan jelas perhelatan Sea Games di Jakarta dan Palembang yang ditutup beberapa pekan lalu. Disaat banyak orang hanya meributkan kisruh kinerja PSSI, atau “dendam” bangsa kita tercinta kepada negeri jiran Malaysia. Saat semua melihat timnas sepakbola senior yang kehilangan asa namun kembali optimis melihat garuda muda yang bermain lebih impresif. Tapi siapa yang peduli andai saya berteriak “ Saya beli tiket juga Pak, kenapa tidak boleh masuk ? ”. Bayangkan saja, saya sendiri bingung ingin menyalahkan siapa hingga hal ini bisa terjadi. Saat harus membeli tiket di calo karena tidak ada loket yang terbuka, tentunya dengan harga empat kali lipat. “ Alhamdulillah yach sesuatu ” ( Syahrini mode-on, anak alay bilang ), lalu saya harus melalui lagi perjuangan panjang menuju gerbang masuk. Disitu pun sudah ratusan kepala mengantri untuk masuk. Entah apa yang saya rasakan saat harus merangsek diantara gerombolan pendukung tim merah putih. Semangat ingin menyaksikan dan memberi dukungan para pejuang bangsa, tapi tidak dipungkiri bercampur ketakutan luar biasa sebenarnya. Perjuangan yang belakangan saya ketahui ternyata menelan beberapa korban jiwa. Alangkah konyol, kesempatan pertama masuk ke GBK, harus membuat saya lecet misalnya. Amit - amit,.. Jangan sampai deh....Lucu, saat saya bergelut dengan kerumunan suporter merah putih, ada pertanyaan yang membuat saya sedikit terbelalak mendengarnya. " Mas, memang beli tiket ya ? ", ujar beberapa orang disekiling saya. Lho ternyata dari sekian banyak orang ini, ternyata hanya sebagian kecil toh yang memiliki tiket.  Lalu pertanyaan paling besar dibenak saya bertanya, dimana keadilan yang diidamkan setiap orang ? Bukan saya merendahkan mereka yang tidak memiliki tiket, tapi kenapa seolah jadi saya orang anehnya ? Jadi saya dibuat berdesak - desakan seperti ini, dilarang masuk dan dipaksa mendengar galaknya pak polisi yang super "ramah" itu, ternyata karena saya diperlakukan sama seperti mereka - mereka yang tidak mau membeli tiket ?Dimana keadilan itu ? Kemana perginya ? Sedang sibuk apa dia ?Bukan ingin diperlakukan beda, terlalu muluk juga jika saya menuntut sebuah perlakuan spesial. Tapi kenapa saya harus merasakan berhimpitan sekian lama, dipersulit untuk masuk dan seperti mengemis - ngemis untuk bisa menuju tempat yang sebenarnya sudah menjadi hak saya dari membeli tiket itu sendiri. Diluar bahasan tentang sistem kooordinasi yang ada, saya sekedar menilik sedikit sisi keadilan yang katanya sepatutnya didapatkan tiap individu.Bukan hal besar yang harus diributkan sebenarnya. Tapi hal - hal kecil seperti ini yang berbahaya jika akhirnya dijadikan sebuah budaya. Dianggap wajar, bisa dimaklumi dan akhirnya justru berlebihan jika ada yang mengeluhkan keadaan tidak sehat seperti ini. Haruskah hanya yang membayar jutaan rupiah baru bisa merasakan rasa adil dan perlakuan sepatutunya ? Bukankah saya juga salah satu penonton yang baik, yang merasa wajib membeli tiket untuk menonton. Saat kewajiban sudah saya lakukan lalu ternyata saya hanya diperlakukan sama seperti yang tidak melalukan kewajibannya ? Adilkah itu ? Salahkah saya bila merasa diperlakukan tidak adil ?Ini hal kecil yang telah terjadi, beruntungnya saya sempat merasakan, hingga bisa cukup paham bagaimana rasanya diperlakukan tidak adil. Kata “KEADILAN“ yang tidak terjadi di Pengadilan, kata “KEADILAN“ yang tidak menyangkut kepada hukum secara langsung, dan ternyata hanya sebuah “KEADILAN“ yang hampir tidak terlihat di mata semua orang namun sangat riskan bila akhirnya terlupakan begitu saja. Bila itu ternyata memang terjadi dan tidak mengenakkan di hati saya, bukankah itu manusiawi ?Semoga saja bangsa kita bisa sama - sama belajar, sebelum berteriak - teriak tentang “KEADILAN“ dari sebuah cerita Gayus Tambunan, Bank Century, atau hal besar lain, mari kita lihat sekeliling kita. Banyak hal kecil yang bisa kita mulai perbaiki agar benar - benar terwujud makna sesungguhnya dari sebuah kata "ADIL".

Manusia dan Pandangan Hidup


Pengertian Pandangan Hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang, untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil peikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam:

Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat  pada Negara tersebut.
Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik.

Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik. Yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.




Cita-cita

Menurut kamus umum bahasa indonesia, adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Yang merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Dapatkah seseorang memcapai apa yang dicita-citakan? hal itu tergantung dari tiga faktor.
Pertama ialah faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya itu sendiri. Yang kedua ialah faktor kondisi, yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang terakhir merupakan faktor tingginya cita-cita dalam mencapai cita-cita itu.

Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal.karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencinta diri sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya.
Sebagai makhluk tuhan, manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selau membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Baik - buruk kebajikan dan ketidakbajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman.

Factor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal, yaitu :

Pembawaan
Lingkungan
Pengalaman


Usaha/Perjuangan

Usaha adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak / ilmu maupun dengan tenaga / jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini.

Keyakinan/Kepercayaan

Keyakinan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu :

Aliran Naturalise
Hidup manusia itu dihungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan.
Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal. Dengan akal manusia dapat berpikir. Dengan akal diciptakan teknologi yang dapat membantu mencapai kebajikan yang maksimal.
Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah gabungan dari kekuatan gaib dan juga akal. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menuru logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.

Langkah-langkah Berpandangan hidup yang baik

Untuk mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik, kita memerlukan langkah-langkah pandangan hidup.
Langkah-langkah itu sebagai berikut :

Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap awal dari setiap aktifitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.

Mengerti
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.

Menghayati
Selanjutnya setelah kita mengerti, adalah menghayati pandangan hidup itu.

Meyakini
Setelah mngetahui kebenaran dan validitas dari pandangan hidup itu, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu.

Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya sendiri dan oleh orang lain. Dengan mengabdi kita akan merasakan manfaatnya.

Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakinii pandangan hidup ini, maka selayakya disertai dengan pngabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram lebih-lebih bilamenghadapi hambatan, tantangan, dan sebagainya.

Mengamankan

Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang menganggu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan.
Langkah terakhir adalah melakukan proses pengamanan yang merupakan langkah terberat dan membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

Mitos Gunung Kemukus


Gunung kemukus sangat terkenal sekali dengan wisata ziarah dan seks. Suatu daerah yang berada di wilayah Sragen ini sangat terkenal dikalangan masyarakar kita. Orang yang datang ke Gunung Kemukus umumnya hendak berziarah kemakam Pangeran Samodro untuk mengikuti ritual ngalab berkah. Boleh dikatakan daya pikat "utama" ritual di Gunung Kemukus ialah kegiatan ritual yang sering dikaitkan dengan adanya hubungan "seks bebas" yang dilakukan sebagian pengunjung disekitar makam Pangeran Samodro. Hubungan seks tersebut dipercaya sebagai suatu keharusan jika niat mereka ingin terkabul. Kepercayaan itu sendiri didasari oleh adanya mitos yang hidup di dalam masyarakat sekitar Gunung  Kemukus tentang tuah dari kekeramatan makam Pangeran Samodro.
Pada setiap hari Kamis Pahing (malam Jum’at Pon), suasana di sekitar makam Pangeran Samodro sangat ramai didatangi pengunjung dari berbagai jenis kalangan, profesi, tua, muda, dengan latar belakang status sosial dan budaya serta tempat tinggal. Mereka bercampur-baur sehingga sulit pula sebenarnya bila hendak membedakan pengunjung mana yang benar-benar akan berziarah dengan pengunjung yang mempunyai ‘maksud lain’. Berdasarkan penelitian, motif para peziarah datang ke Gunung Kemukus dapat diklasifikasikan bermotivasi ekonomi, kedudukan, mencari jodoh, ketenangan batin, pengobatan dan ingin lulus ujian. Dari berbagai motivasi tersebut, motivasi ekonomi selalu menjadi alasan utama, terutama bagi para pedagang yang umumnya tidak hanya sekali datang berziarah ke tempat itu.
Adapun pusat ritualnya sendiri adalah di sekitar makam Pangeran Samodro yang terletak dalam suatu bangunan di puncak bukit Gunung Kemukus. Secara keseluruhan, makam Pangeran Samodro terbagi dalam lima bagian yang mempunyai nilai kesakralan tersendiri, yaitu bagian teras luar, bagian dalam, bagian dalam
berteras, bagian ruangan berdinding kayu, dan bagian dalam yang terdapat makam Pangeran Samodro yang sekelilingnya ditutupi atau disekat kelambu. Di sebelah utara ruangan makam tersebut terdapat pula bangunan yang digunakan untuk tempat beristirahat para peziarah.
 
Di kaki bukit sebelah timur makam, terdapat sendang Ontrowulan yang merupakan sumber air yang dipakai para peziarah untuk membersihkan diri. Sendang ini merupakan tempat kesayangan R.A. Ontrowulan dan dianggap keramat pula sehingga menjadi salah satu syarat penting untuk memperoleh berkah. Oleh penduduk setempat sendang ini digunakan pula untuk keperluan sehari-hari karena selalu berair sekalipun pada musim kemarau. Hal itu dianggap penduduk dan peziarah sebagai kesaktian dari R.A. Ontrowulan yang dipercaya bahwa arwahnya tetap berada di sendang tersebut.
Kegiatan seksual di Gunung Kemukus selalu berkaitan dengan kepercayaan yang berhubungan dengan mitos Pangeran Samodro yang ada dalam masyarakat sekitar gunung tersebut. Ada beberapa versi tentang mitos Pangeran Samodro ini yang masing-masing mempunyai kepentingan sebagai alasan pembenar dalam mencapai tujuan, yaitu versi pemerintah daerah setempat, versi peziarah dan versi penduduk setempat. Berdasarkan pertimbangan bahwa versi pemerintah daerah setempat ‘sering dimuati unsur politis’, maka hanya akan dikemukakan secara ringkas versi peziarah dan versi penduduk setempat saja.
 
Mitos versi peziarah
Ketika kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1478, berdirilah kerajaan Demak dengan seorang raja bernama Raden Patah. Raden Patah mempunyai putra bernama Pangeran Samodro yang berperilaku tidak terhormat karena dia jatuh cinta kepada ibunya, yaitu R.A. Ontrowulan. Ternyata cintanya itu diterima oleh ibunya. Ketika Raden Patah mengetahui hubungan mereka, Pangeran Samodro dicari dan diburu sampai di Gunung Kemukus.
Sementara itu, R.A. Ontrowulan menjadi gila kepada anaknya sendiri, karenanya ia meninggalkan Demak untuk mencari anaknya itu. Kemudian terjadilah suatu pertemuan yang menyedihkan, dan mereka melakukan hubungan badan yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang ibu dengan anaknya. Selanjutnya datanglah utusan Raden Patah yang hendak membunuh Pangeran Samodro. Lalu dibunuhnyalah Pangeran Samodro itu. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Pangeran Samodro berucap : “Bagi siapa saja yang mempunyai keinginan atau citacita, untuk mendapatkannya harus dengan sungguh-sungguh, mantap, teguh pendirian, dan dengan hati yang suci. Jangan tergoda apa pun, harus terpusat pada yang dituju atau yang diinginkan. Dekatkan dengan apa yang menjadi kesenangannya, seperti akan mengunjungi yang diidamkan.
Mitos versi penduduk asli
Pangeran Samodro adalah putra tertua istri resmi Prabu Brawijoyo dari kerajaan Majapahit. Ketika menginjak dewasa, untuk mengumpulkan pengalaman yang akan berguna di kemudian hari, ia dilepas ke dunia luar. Beberapa tahun kemudian, Pangeran Samodro kembali ke istana dan ia jatuh cinta kepada salah seorang selir ayahnya yang bernama R.A. Ontrowulan. Cintanya itu diterima. Ketika Prabu Brawijoyo mengetahuinya, beliau sangat marah dan mengusir mereka berdua. Kemudian menetaplah mereka di Gunung Kemukus sebagai suami-istri dengan bahagia.
Sebelum menetap di Gunung Kemukus, mereka mengembara ke daerah yang kini menjadi Kecamatan Sumber Lawang. Suatu tempat perhentian yang sangat disenangi oleh R.A. Ontrowulan adalah sebuah sumber air di kaki gunung yang saat ini dikenal sebagai Sendang Ontrowulan. Di sendang itu pula ia sering duduk dekat pohon jati dan bermeditasi sepanjang hari. Konon, sendang itu dibuatnya dengan menancapkan sebatang tongkat ke dalam tanah. Dan pohon-pohon besar yang menjadi hutan lebat di sekelingnya berasal dari bunga-bunga pengikat rambut yang jatuh ketika R.A. Ontrowulan menggoyangkan rambutnya yang panjang.
Pada suatu waktu, ketika R.A. Ontrowulan pergi bermeditasi di sebuah tempat yang jauh dan untuk waktu yang lama, Pangeran Samodro jatuh sakit dan meninggal dunia. Oleh penduduk desa Blorong, jenazahnya dimandikan di Sendang dan dimakamkan. R.A. Ontrowulan tidak mengetahui kejadian itu. Ketika kembali, ia mandi di Sendang dan langsung pergi ke puncak Gunung Kemukus untuk bertemu dengan suami tercinta. Namun yang dijumpainya adalah orang-orang desa yang baru saja menguburkan suaminya. Sangat sedihlah ia, dan ia pun meninggal di tempat itu. Kemudian walaupun sudah larut malam dibuatnyalah makam untuknya.
Pada suatu hari, beberapa tahun setelah meninggalnya Pangeran Samodro dan R.A. Ontrowulan, Pangeran Samodro menampakkan diri dalam penglihatan orang tertua di desa. Pangeran Samodro berpesan pada orang tua itu bahwa ia akan memenuhi keinginan setiap orang yang datang ke makamnya dengan membawa bunga, dengan syarat bahwa orang yang datang itu harus memberi kesan telah mempunyai pasangan.
Demikianlah mitos Pangeran Samodro dari dua versi yang berbeda, yang rupanya ditafsirkan secara berbeda pula. Menurut keyakinan para peziarah, Pangeran Samodro adalah orang yang sering bertapa dan mempunyai kekuatan sangat besar. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, Pangeran Samodro menginginkan agar para peziarah datang sebanyak tujuh kali dalam waktu peziarahan dan melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangan resmi. Jumlah tujuh kali didasarkan pada pengalaman bahwa jumlah tersebut membawa hasil atau rejeki tersendiri. Sedangkan hubungan seks dengan ‘orang yang bukan pasangan resmi’ adalah penafsiran dari kata dhemenane yang ditafsirkan oleh peziarah sebagai kata dhemenan yang berarti ‘pacar gelap’, yaitu laki-laki atau perempuan lain yang bukan suami atau istri.
Adapun dalam penafsiran versi penduduk setempat, walaupun ada persamaan namun sangat berbeda dalam bagian akhir dari cerita mitos tersebut. Pangeran Samodro memang memberi syarat harus adanya pasangan, tetapi tidak mensyaratkan adanya hubungan seks. Hal tersebut dianggap tidak begitu penting dan dapat dilakukan dengan aman di rumah saja. Penduduk setempat yang datang berziarah umumnya membawa pasangan resminya sendiri. Jadi bagi yang berminat mengikuti ritual di Gunung Kemukus tinggal pilih saja, mau mengikuti versi yang mana.
Referensi : Kumpulan Cerita Rakyat

Ayah...



Dulu aku menangis dalam pelukanmu
Dulu aku berlari sambil genggam tangan kokohmu
Dulu aku teriakan namamu saat menyambutmu pulang bekerja
Dulu yang aku ingat engkau adalah pahlawanku

Kini aku telah tumbuh dewasa
Sudah jauh melangkah bahkan telah berlari tuk berkelana
Tapi masih saja aku merengek saat aku terluka
Tetap namamu yang aku panggil saat aku menangis
Engkau selalu datang, tak sedikitpun engkau mengaku lelah
Sungguh engkau sosok pahlawanku

Putih sudah rambut tipis dikepalamu kini
Keningmu pun semakin mengerut
Namun senyummu tak pernah pudar
Lenganmu tak pernah jera menopang rapuh hidupku
Sabarmu selalu buat nyaman hatiku yang cengeng
Kata – katamu yakinkan aku tuk selalu tegar

Ayah..
Aku tahu sesungguhnya engkau lelah
Aku lihat pancaran matamu yang kini mulai redup
Tapi aku pun yakin
Engkau akan selalu gagah mengiringi jalan hidupku
Karena aku sadari besarnya sayang dalam hatimu

Ayah..
Entah bagaimana cara aku membalas itu semua
Tak akan pernah sepadan dengan yang engkau telah berikan
Namun biarkan aku mencoba
Membalas siraman cintamu walau hanya dengan setetes yang aku bisa

Ayah..
Duduklah dengan nyaman
Izinkan aku buktikan kepadamu
Besarnya sayang dan cintaku pada pahlawanku

Ayah..
Satu hal terakhir wujud pembuktianku
Besar inginku menjadi seperti engkau
Menjelma menjadi sosok pahlawan nan perkasa
Kebanggaan bagi anak – anakku kelak nantinya

Seorang Teman Berkata : Daripada Gue Terus yang Dimainin Mending Gue Duluan

Social Phobia : Fobia Sosial; takut penolakan sosial dan penghinaan publik


Telah lama kita mengenal apa yang dimaksud dengan fobia serta mengetahui banyak sekali contohnya. Namun disini saya coba mempelajari salah satu jenis ketakutan  yang menurut saya sedikit aneh dan sukar dijelaskan, namun ternyata tidak sedikit yang menderitanya (mungkin). Secara umum fobia ini bisa diartikan sebagai kekhawatiran yang berlebihan pada keadaan tertentu yang memalukan dan berpotensi menghina bagi si individu. Situasi yang mengakibatkan fobia ini beraneka ragam dan banyak situasi sosial yang memungkinkannya, diantaranya menghadiri pesta besar, bertemu atasan, orang penting, ataupun bisa juga hanya terfokus pada satu situasi tertentu misalnya berbicara di depan khalayak ramai. Namun belakangan juga muncul beberapa model psikologi dari fobia sosial ini. Ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa :
“ individu yang memiliki kecemasan sosial, memproses informasi dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kecemasan sosial “.

Mereka menganggap penting pada pembuatan kesan yang berbeda – beda terhadap orang lain, dan mereka menggunakan  sikap yang berbeda dengan sengaja demi melindungi diri mereka dalam situasi yang menakutkan. Sayangnya sikap tersebut bukanlah membantu menghilangkan fobia mereka, tapi justru memperburuk dan mempertahankan kecemasan berlebih yang mereka miliki. Sikap – sikap tersebut termasuk perhatian yang berlebihan terhadap diri sendiri, menunjukkan dirinya dengan menggunakan perspektif sendiri, dan berlebihan dalam perilaku pengamanan. Perilaku yang sesungguhnya menciptakan berbagai masalah baru seperti pembatasan interaksi sosial, memperburuk penyebab kecemasan, dan prasangka buruk atau berfikiran negatif kepada orang lain. Seorang "Social Phobia" pada umumnya cepat berpersepsi pada hal yang dirasakannya, tidak peduli apakah itu benar atau salah secara objektif. Orang – orang  ini hanya berfokus pada ancaman sosial dan sering salah mempersepsikannya. Persepsi tersebut akhirnya muncul untuk membesar – besarkan masalah dan menambah level kecemasan. Sebuah teori mengatakan :
“ kecemasan sosial akan tetap ada jika seseorang termotivasi untuk membuat kesan khusus  terhadap orang lain, tetapi ragu akan kemampuan mereka untuk melakukannya “.


Sebenarnya bagi sebagian orang mungkin fobia / kekhawatiran seperti ini bisa sangat mudah untuk dihindari ataupun disembuhkan. Namun bagi sebagian orang yang mengalaminya, mungkin saja sangatlah sulit, dikarenakan mereka sendiri tidak menyadari akan adanya fobia ini pada diri mereka. Hal yang dianggap wajar bisa dikatakan bila seseorang sangatlah takut atau malu menceritakan hal sesungguhnya tentang hidupnya. Mungkin dalam berbagai hal, misalnya seseorang tidak ingin diketahui keadaan ekonomi keluarganya yang kurang mampu. Dengan berbagai cara individu ini akan mencari jalan penyelesaiannya, misalnya ia akan selalu membeli barang mewah untuk digunakan agar tampak sejajar dengan lingkungan disekitar atau dalam rangka berusaha memasuki kelompok tertentu. Walau sebenarnya tidaklah diperlukan, tapi bagi yang bersangkutan hal tersebut sangatlah penting dan menjadi kewajiban pada akhirnya. Tentu saja bila tidak berhasil melakukannya, akan timbul ketakutan yang luar biasa. Bisa saja dirinya akan takut dikucilkan bahkan khawatir terpinggirkan oleh lingkungan sekitar.
Pada contoh lain, "Social Phobia" ini erat hubungannya dengan pengalaman masa lalu seseorang. Hal yang menyebabkan seseorang trauma akan suatu hal yang berkaitan dengan orang disekitar. Saat seorang remaja wanita yang pernah memiliki masa lalu yang kurang menyenangkan dengan teman dekatnya. Tanpa disadari, bisa saja individu ini memperlakukan siapapun yang kelak coba mendekat dengan sangat tidak baik. Hal ini bisa disebabkan karena ketakutan akan terulangnya cerita masa lalu yang kurang menyenangkan pada dirinya. Orang ini bisa saja memperlakukan orang lain yang sudah bersikap baik sekalipun, dengan hal - hal yang tidak bisa diterima akal sehat. Sangat tidak adil tentunya apabila kebaikan seseorang dibalas dengan sikap yang tidak menyenangkan apalagi sampai menyakiti seseorang. Kemungkinan orang ini berpedoman bahwa daripada dia yang disakiti orang lain, lebih baik orang lain yang sakit karenanya. Tentu saja hal – hal seperti diatas sangat berdampak buruk bagi si penderita, dan juga bagi orang yang berinteraksi dengannya. Bisa sangat berakibat fatal karena justru menimbulkan penilaian negatif dari orang yang dekat bahkan lingkungan sekitar. Kedepannya justru ketakutan berlebihan ini menimbulkan masalah yang makin memperburuk situasi hubungan sosial yang bersangkutan.

Banyak cara dan metode yang bisa digunakan untuk membantu menghilangkan, setidaknya mengurangi secara perlahan fobia ini. Dari ilmu psikologi secara mendalam ataupun juga dari hal – hal kecil seperti dukungan dan nasehat dari seorang teman. Sangat tidak mudah pastinya, karena dibutuhkan juga kemauan dan kesadaran dari dalam diri orang yang memiliki fobia ini. Hal ini dikarenakan sangat bergandengan erat dengan rasa khawatir seseorang. Bisa dikatakan sangat manusiawi bila seseorang mencoba mempertahankan dirinya agar tidak dilecehkan dan mendapat penolakan dari lingkungan sekitar.

Legenda Tangkuban Perahu


Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
Analisis :
Karakter tokoh : - Dayang Sumbi : Cerdas, Manja, Pemarah.
                           - Sangkuriang : Cerdas, Ceroboh.
                            - Ayah Dayang Sumbi : Tegas.
# Sisi Negatif : Pengambilan keputusan secara terburu-buru tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik, keputusasaan Malin Kundang dalam berburu membuat dia membunuh ayahnya.
# Sisi Positif   : Tepat janji dengan ucapan, Dayang Sumbi menepati janji untuk menikahi siapapun yang mengambilkan pintalan benangnya walaupun seekor anjing.

Dampak Globalisasi dan Kemajuan Teknologi


Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai kesatuan dari kebudayaan seluruh wilayah yang ada di Indonesia Untuk Menumbuhkan rasa cinta Indonesia dalam rangka Mengembalikan Jati diri Bangsa Indonesia perlu di galakkan kembali karena sekarang ini Indonesia sedang mengalami nilai-nilai pergeseran dari kebudayaan lokal yaitu kebudayaan asli Indonesia kepada mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Dengan majunya teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita turut pula mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebudayaan maupun teknologi baik dari dalam  Maupun dari luar. Sekilas kebudayaan dan teknologi dinilai sangatlah bertolak belakang, kebudayaan lebih menitik beratkan kepada sejarah sedangkan teknologi berhubungan dengan trend masa kini. Tidak sedikit orang yang menilai kedua bahasan tersebut  demikian. Namun, bila ditelaah lebih dalam lagi pada dasarnya dan sebenarnya kebudayaan sangat berhubungan dengan teknologi. Kebudayaan menghasilkan teknologi, sedangkan teknologi menciptakan kebudayaan dalam masyarakat serta teknologi pertanda kemajuan kebudayaan, dengan kata lain antara kebudayaan dan teknologi sangatlah mempengaruhi.
Sedangkan Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah dan pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. Globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

Indonesia memiliki beraneka ragam budaya bahkan ada sebagian kecil yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya aslil Indonesia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi kebudayaan menyebabkan teknologi ikut berkembang dari masa ke masa, namun pada dasarnya kebudayaan terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tiong hoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan dari Tiong hoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena ada suatu interaksi perdagangan antara pedagang-pedagang Tiong hoa dengan Indonesia. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan kebudayaan baru yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi akar dari kebudayaan lokal modern di Indonesia misalnya kebudayaan jawa dan sunda. Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Indonesia dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk Kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat laun terintegrasi dalam masyarakat. Teknologi yang menyangkut cara-cara memproduksi, memakai serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan muncul dari cara-cara manusia dalam bermasyarakat yang haus akan kebutuhan hidup mereka. Darisini lahir suatu teknologi tradisional atau disebut juga sistem peralatan sebagai kebudayaaan fisik.

Dengan majunya teknologi dimana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita ikut serta mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Terutama para generasi muda bangsa ini. Banyak kita lihat disekeliling kita para generasi muda kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing ketimbang kebudayaan Indonesia sendiri. Sangat dikhawatirkan kebudayaan Indonesia hanya sebagai simbol atau identitas dan juga hanya sebagai pelengkap di acara acara tertentu misalnya acara pernikahan dan yang paling parah lagi mengklaim kebudayaan yang tertinggal, tidak gaul ataupun sejenisnya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan indonesia terbentuk juga karena dipengaruhi budaya asing, tapi itu dulu saat-saat zaman kerajaan. Jati diri Bangsa ini perlu ditonjolkan dengan mencintai kebudayaan Indonesia. Dengan tertanamnya jati diri Bangsa pada setiap individu diharapkan mampu menjadi filter bagi kebudayaan asing yang bisa masuk kapan saja dan dimana saja.

Disamping itu yang sangat disayangkan lagi selama ini budaya Indonesia hanya menjadi objek dari kebudayaan global. Jika hanya menjadi banjolan-banjolan budaya, budaya Indonesia hanya akan enak ditonton untuk sekadar menghilangkan stres. Tidak seperti negara lain yang menjadikan kebudayaan sebagai subjek. Misalnya Jepang, India, dan Amerika yang sudah mampu memberdayakan kebudayaan pada mestinya serta mensinergikan kebudayaan dan teknologi. Mereka sudah lama mengekspor budaya ke negara lain. Padahal, dari segi substansi, Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang amat kaya. Tetapi karena tidak dikawinkan dengan teknologi, maka kita hanya mampu menempatkan kebudayaan sebagai objek. Indonesia memiliki banyak cerita rakyat  yang jika mendapat sentuhan teknologi, kiranya mampu bersaing. Cerita rakyat itu bisa dikemas dalam bentuk film kartun dan film.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus pandai – pandai menyaring arus globalisasi yang masuk, agar tetap dapat sesuai dengan kebudayaan bangsa indonesia.

Referensi :
- Drs. Nyoman Wijaya, M.Hum dalam artikelnya yang berjudul “Mensinergikan Budaya dan Teknologi”.
- Krsna.Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005.
-Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara