\

Senin, 13 Mei 2013

Alex Ferguson, Anak Pembuat Kapal yang Membangun Manchester United



Pendukung dan penonton di Stadion Old Trafford tidak akan melewatkan nama yang diabadikan di tribun utara sejak November 2011.

Tulisan Sir Alex Ferguson dengan warna merah terpampang gagah di tribun tersebut.

Dan dengan nama tersebut pengganti Ferguson seakan diingatkan prestasi fenomenal yang ditorehkan anak pembuat kapal dari Glasgow tersebut.

Ferguson menginjakkan kaki di Old Trafford pada 6 November 1986.

Ketika itu Manchester United adalah tim pinggiran.

Di Divisi Satu (yang sekarang setara dengan Liga Primer) United berada di papan bawah. United kalah mengkilap dibandingkan Liverpool setelah tak sekali pun juara di liga domestik selama 19 tahun.

Ia memerlukan waktu empat tahun sebelum meraih trofi pertama, Piala FA pada 1990, dengan mengalahkan Crystal Palace di babak final.

Trofi ini menandai era keemasan United.

Langganan juara
Pada tahun-tahun berikutnya gelar juara liga dan Piala FA menjadi langganan.

Ferguson, yang lahir pada 31 Desember 1941 ini, dikenal sebagai manajer yang tegas dan menjunjung tinggi disiplin, pendekatan yang menjadi salah satu resep sukses United.

Ia tidak segan-segan memarahi pemain yang dinilai tidak tampil maksimal dan dari sini muncul julukan hairdryer (pengering rambut) untuknya. Julukan ini muncul karena ia dianggap sering menyemprot pemain ibarat pengering rambut.

Gayanya yang keras dan tak kenal kompromi juga dianggap sebagai faktor utama munculnya tulang punggung United yang terdiri dari Ryan Giggs, Paul Scholes, David Beckham, Nicky Butt, Gary dan Phil Neville.

Di bawah inspirasi Eric Cantona, anak-anak muda ini mengubah United menjadi tim yang sangat disegani.

Puncaknya pada 1999 ketika United merebut tiga piala dalam semusim, termasuk piala Liga Champions.

Bak cerita film, kemenangan di Liga Champions melawan Bayern Munchen di Barcelona dipastikan dengan dua gol di injury time setelah pada hampir sepanjang pertandingan tertinggal 0-1.

Pribadi yang lembut

Sir Alex Ferguson mengasuh Manchester United sejak 1986.

Dikenal keras, tapi Ferguson juga dikenal memiliki sisi-sisi yang lembut.

"Ia akan mengajak Anda minum seusai pertandingan dan bila ada sesama manajer yang dipecat, ia termasuk salah satu orang pertama yang akan menelepon manajer tersebut," kata David Moyes, manajer Everton.

"Jadi, meski kadang ia bersengketa dengan manajer di liga, saya kira semuanya menghormari Ferguson," imbuhnya.

Sukses United berlanjut pada era 2000-an dan hanya terganggu oleh Jose Mourinho saat mengasuh Chelsea pada 2004 hingga 2007.

United kini tak sekedar klub sepak bola. MU adalah nama besar dengan nilai komersial yang luar biasa.

Stadion Old Trafford juga membengkak dan sekarang bisa menampung 75.000 orang.

Para pendukung United mungkin akan menangisi kepergian Ferguson tapi pada saat yang sama mereka juga akan dengan ikhlas melepasnya.

Determinasi yang tinggi untuk menang dan juara sudah menjadi DNA tim yang berlambang setan merah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar