\

Kamis, 09 Mei 2013

Yang Akan di Rindukan dari Sosok Ferguson




Sir Alex Ferguson akhirnya resmi pensiun sebagai manajer Manchester United akhir musim ini. Berbagai torehan emas sudah diciptakan oleh pria asal Skotlandia ini sejak mendarat di Old Trafford pada November 1986.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas pria 71 tahun ini yang tentukan tak bisa dilupakan begitu saja. Berikut 10 hal yang akan dirindukan dari sosok Fergie jika nanti dia benar-benar pensiun seperti dilansir Daily Mail:

1. Waktu Fergie
Ketika ofisial menunjukkan waktu injury time empat menit, maka itulah saatnya MU bangkit untuk meraih gol kemenangan. Itu terjadi dan terus terjadi, sepertinya ada kekuatan tertentu dari Ferguson di pinggir lapangan.

Istilah Fergie Time atau waktu Fergie bukan kali pertama terdengar pada 1999, saat MU meraih kemenangan dramatis atas Bayern Munich di Liga Champions. Istilah ini sudah ada pada April 1993. Saat itu MU mengalahkan Sheffield Wednesday 2-1. Steve Bruce mencetak gol kemenangan pada menit keenam injury time.

Saat injury time terjadi, drama besar bisa saja terjadi. Dan saat itulah ada 'Fergie time'.

2. Tradisi permen karet
Bagi beberapa fans, Ferguson adalah Manchester United. Dalam setiap pertandingan, Fergie hampir selalu terlihat sedang mengunyah permen karet.

Fergie juga seringkali dijumpai mengenakan sweater hitam dan topi khas Wales pada saat latihan jelang laga besar.

3. Pernyataan singkat
Ferguson beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang menarik disimak. Dia pernah memuji penampilan Roy Keane di semifinal Liga Champions 1999, padahal Keane tak bisa bermain di partai final.

Dalam suatu kesempatan Fergie sempat mengatakan tak akan menjual Ronaldo ke Real Madrid. Beberapa saat kemudian, CR7 justru dijual ke Los Blancos dengan nilai £80 juta.

4. Hair-dryer
Para pemain mungkin beruntung bisa mendapat celotehan Fergie (hair-dryer) di pintu tertutup. Sementara itu manajer, wasit, tim lawan, dan jurnalis tentunya melihat dari konferensi pers.

Ferguson jarang terlibat perang kata-kata dengan manajer lain. Namun musim ini dia sempat menyebut manajer Newcastle United, Alan Pardew sebagai 'manajer klub kecil dari Timur Laut'.

5. Bersitegang dengan pemain
Ferguson sempat terlibat pertengkaran hebat dengan sesama manajer, Arsene Wenger dan Rafael Benitez. Beberapa pemain bintang Setan Merah juga sempat mengalami insiden dengan Fergie.

Ferguson menyebut 'insiden aneh' ketika dia diduga menendang sepatu boot yang mengenai pelipis kiri David Beckham. Fergie juga sempat diberitakan menyebut Paul Ince "pengganggu" saat sang pemain meninggalkan MU.

Jaap Stam sempat ditemui Fergie di pom bensin setelah adu argumen di tempat latihan. Dalam autobiografinya Stam menyatakan Fergie masuk ke mobilnya dan memintanya untuk pergi. Stam dijual ke Lazio dengan nilai £16.5 juta.

6. "Anda tak akan memenangi apapun dengan pemain muda"
Filosofi ini tak ada di MU. Para pemain muda mendapat kesempatan besar bermain di Setan Merah, termasuk pemain pribumi. Fergie tak pernah takut membeli pemain Britania Raya.

Baru-baru ini dia membeli pemain Inggris seperti Phil Jones dan Chris Smalling. Bahkan sekarang sukses memboyong Wilfried Zaha dan Nick Powell.

7. Loyalitas
Ferguson memiliki ikatan cukup erat dengan para pemainnya. Ini membuat beberapa pemain bertahan dalam waktu lama di MU seperti Ryan Giggs dan Paul Scholes.

8. Dad Dancing
Pada tahun 1993 Fergie mengatakan Eric Cantona terinspirasi dengan cara fans separuh baya yang meloncat-loncat seperti anak dua tahun. Itu sebabnya Fergie masih tak canggung merayakan gol penting dengan cara anak kecil. Senyuman anak kecil, berjingkrak-jingrak dan ekspresi kegembiraan di lapangan.

9. Para pemain bintang
Kemampuan MU meraih kemenangan mungkin terlihat seperti mesin. Namun para pemain Setan Merah telah lama menunjukan kreativitas individu dan kerjasama yang solid. Ryan Giggs dan Robin van Persie telah berkembang di bawah arahan Ferguson yang sanggup menjadi pemain kunci Setan Merah.

Sepanjang kesuksesan MU dan permainan menyerang yang diterapkan, hanya 4 kali pemain MU merebut Sepatu Emas. Dua di antaranya Dwight Yorke pada 1999 dan Dimitar Berbatov pada 2011 harus berbagi gelar itu dengan pemain lain. Ini menunjukkan MU lebih terbentuk sebagai tim dibandingkan individu.

10. Trofi
13 Gelar Premier League, 2 Liga Champions, 5 Piala FA, dan 4 Piala Liga. Itu di antara 24 trofi yang sempat diraih Ferguson. Pencapaian yang luar biasa dan begitu konsisten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar