\

Rabu, 02 Oktober 2013

Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

Dalam melakukan kegiatan jual beli, sudah tidak asing di temukan persaingan suatu produsen terhadap produsen lainnya. Tentu dengan tujuan yang sama, para produsen atau perusahaan yang menjual produknya ke pasaran untuk di konsumsi oleh para konsumen ingin produk yang di jualnya bisa merajai pasar. Sebagaimana yang kita ketahui, pasar adalah wadah dimana terjadi transaksi jual beli antara penjual produk (produsen) dan yang mengkonsumsi produk (konsumen), dimana tujuan produsen untuk mendapatkan keuntungan berupa uang, dan konsumen mendapatkan keuntungan berupa kepuasan karena kebutuhan nya terpenuhi. Jadi di sini tidak ada yang lain lagi sebagai target produsen di pasar kecuali konsumen. Selain untuk merajai serta memenangkan persaingan di pasar, sebagai perusahaan yang menghasilkan produk yang untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sudah seharusnya mempunyai pengertian terhadap targetnya. Yang bertindak sebagai konsumen adalah manusia. Yang harus di cukupi kebutuhannya adalah manusia . dalam kenyataanya, dari zaman ke zaman, dari waktu ke waktu kebutuhan manusia selalu dan pasti bertambah, dan dalam memenuhi kebutuhannya banyak faktor – faktor yang mempengaruhi manusia untuk memutuskan apa yang pas dan cocok sesuai dengan pribadi nya, sesuai dengan kebutuhannya , dan apa saja yang bisa mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya untuk memenuhi kebutuhannya. Di makalah yang saya buat ini saya akan mencoba membahas bagaimana seorang konsumen melakukan pengambilan keputusan untuk pilihannya.

1.2 Landasan Teori

Menurut Philip Kolter proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, paska pembelian. Buchari Alma menegaskan, “… setelah melakukan penilaian maka di ambillah keputusan membeli atau tidak membeli”. Konsep dasar keputusan dalam pandangan Setiajatnika meliputi 4 komponen sebagai berikut :

Keadaan dasar, yaitu, sekumpulan peristiwa yang mempengaruhi hasil keputusan.
Peluang yang berkaitan dengan keadaan dasar.
Sekumpulan kegiatan yang di lakukan oleh pengambil keputusan.
Sekumpulan manfaat dan biaya kombinasi keputusan dasar.
Kualitas setiap kegiatan membentuk totalitas kesimpulan terbaik sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Randal, Urich, dan Reibstein menyatakan “some attributes of product are important to comsumers, yet difficult to observe”, yang artinya beberapa atribut penting untuk para konsumen, namun sulit di amati.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Pengambilan Keputusan

Secara umum terdapat tiga model analisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :

Model Ekonomi (Ekonomic Models), yaitu pengambilan keputusan yang di dasari alasan ekonomis dan sifatnya lebih rasional.
Model Psikologi (Pshychological Models), yaitu pengambilan keputusan berdasarkan banyaknya alasan psikologis dan sejumlah faktor sosiologis seperti lingkungan keluarga dan budaya.
Model Prilaku Konsumen (Consumer Behaviour Models), yaitu pengambilan keputusan yang umumnya di ambil kebanyakan konsumen, di landasi oleh faktor ekonomis rasional dan psikologis.
Proses sederhana pengambilan keputusan melalui tiga tahap.

Input ( Pengaruh Eksternal)


Process ( Pengambilan Keputusan Konsumen)


Output ( Prilaku Setelah Keputusan )

INPUT :

Usaha Pemasaran Perusahaan :

Produk, yaitu barang atau jasa yang akan di jual di pasaran.
Promosi, yaitu usaha untuk memasarkan dengan cara menarik perhatian konsumen dengan memberikan informasi tentang kelebihan dan keunggulan produk.
Harga, yaitu nilai jaul produk di pasar dengan uang sebagai ukurannya.
Saluran distribusi, yaitu agen – agen untuk pendistribusian produk.
Lingkungan Sosio Budaya : Keluarga, Sumber informasi, Sumber non komersial lain, Kelas sosial, Subbudaya dan budaya

PROCESS terdiri dari tiga komponen yang saling berkaitan

Faktor Psikologis, terdiri dari : Motivasi, persepsi pengetahuan, kepribadian, sikap
Pengenalan kebutuhan, penyelidikan sebelum pembelian, evaluasi terhadap kebutuhan.
Pengalaman. Dalam prakteknya, bisa berasal dari OUTPUT dan mempengaruhi factor psikologis dalam process.
OUTPUT :

Pembelian, Percobaan, Pembelian ulang

Evaluasi setelah pembelian. Ini akan menjadi kontribusi penting dalam unsur pengalaman di tahap process, yang pada akhirnya akan mempengaruhi faktor psikologis dalam proses pengambilan keputusan berikutnya

2.2 Tipe pengambilan keputusan

2.2.1 Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.

2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi tidak membutuhkan waktu yang lama, karena bersifat intuitif. Dan hasil keputusannya lebih cendrung pada kepuasan pribadi. Akurasi kebenaran keputusan ini sulit untuk di pastikan karena keputusan hanya di ambil dari satu pihak tanpa melibatkan pihak lain atau yang lain di abaikan.

2.2.2. Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang berkaitan dengan ke daya dan kegunaan. Masalah di hadapi dengan solusi yang rasional. Keputusan yang di ambil berdasarkan pertimbangan akal sehat dan logika.

2.2.3. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta

Pengambilan keputusan di dasari dengan fakta dan bukti – bukti yang konkrit. Biasanya di dapat dari informasi, hasil penelitian. Biasanya dalam pengambilan keputusan ini konsumen ddi pengaruhi dengan informasi – informasi tentang produk yang akan di belinya, misalnya informasi tentang produk sabun dengan formula anti kuman dan di iklan kan sudah adanya penelitian tentang ke efektifan formula anti kuman tersebut.

2.2.4 Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman

Pepatah mengatakan “guru yang terbaik adalah pengalaman”. Tentu tidak ada konsumen yang mau jatuh kedalam ke lubang kekecewaan atas produk untuk yang kesekian kali nya, begitu pula sebaliknya jika konsumen sudah puas dengan suatu produk tentu dia akan bertahan pada produk tersebut, dan itu menyebabkan konsumen mengambil keputusan membeli suatu produk karena pengalaman dimana pengalaman itu baik atau buruk.

2.2.5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

Menurut Charles dan Lester (dalam Kaur Berinderjeet, 2008), ada tiga faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah dari seseorang:

1. Faktor pengalaman, baik lingkungan maupun personal seperti usia, isi pengetahuan (ilmu), pengetahuan tentang strategi penyelesaian, pengetahuan tentang konteks masalah dan isi masalah.

2. Faktor afektif, misalnya minat, motivasi, tekanan, kecemasan, toleransi terhadap ambiguitas, ketahanan dan kesabaran.

3. Faktor kognitif, seperti kemampuan membaca, kemampuan berwawasan (spatial ability), kemampuan menganalisa, ketrampilan menghitung, dan sebagainya.

2.4 Pembelian

Berikut adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.

2.5 Diagnosa Perilaku Konsumen

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu:

1. Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.

2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.

3. Pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.

Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif. Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang saya buat mengenai proses pengambilan keputusan konsumen saya menyimpulkan bahwa dalam mengambil keputusan untuk membeli, konsumen akan melewati tahapan – tahapan prosesnya dalam pengambilan keputusan tersebut, dan di pengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun eksternal.

3.2  Saran

Suatu perusahaan akan dapat mempertahankan eksistensinya jika perusahaan tersebut mampu meprilaku konsumen seusai dengan apa yang konsumen butuhkan dan inginkan.


Referensi :

http://consumerbehaviour.blogsome.com/2007/09/07/model-pengambilan-keputusan/ 

http://www.slideshare.net/imanmulyana/keputusan-pembelian

2 komentar: