\

Kamis, 29 Agustus 2013

Dominasi Intersep United vs Taktik Main Aman ala Mourinho


Hasil imbang tanpa gol mengakhiri pertandingan penuh drama yang terjadi di Old Trafford. United memang gagal meraih poin penuh, namun taktik Moyes berhasil meredam agresivitas gelandang Chelsea patut diapresiasi. Chelsea tidak mampu berbuat banyak, United lebih banyak mendominasi pertandingan.

Debut perdana David Moyes di depan publik sendiri memang mendapat banyak sorotan seiring buruknya hasil pramusim. Namun nyatanya permainan United dinilai lebih hidup. Permainan melawan Chelsea membuat status mereka sebagai bagian kompetitor perebutan gelar mulai kembali ke jalurnya.


*Line Up Manchester United vs Chelsea

Peran Rooney dan Cleverley–Carrick

Wayne Rooney turun sebagai starter untuk pertama kalinya musim ini, dan banyak berperan sebagai seorang gelandang serang yang bermain tepat di belakang Robin van Persie. Hasilnya, kombinasi keduanya mampu membuat lini tengah Chelsea nyaris tidak berdaya.

Rooney bermain sangat enerjik sepanjang laga. Dia tak hanya berusaha mengatur ritme serangan United, namun juga memiliki tugas untuk ikut bertahan. Rooney ditugaskan untuk mengganggu Frank Lampard dan Ramires di area bertahan Chelsea. Memang tidak ada intersep yang dilakukan oleh Rooney, karena tugas ini kerap disematkan kepada duet Tom Cleverley dan Michael Carrick.

Salah satu aksinya melakukan tekel sempurna kepada Ramires di menit akhir pertandingan, seakan menjadi bukti bahwa Moyes harus mempertahankannya. Belum lagi 3 dari 4 attempts yang dilakukan berhasil on target.

Ditambah determinasi Antonio Valencia dalam melakukan tindakan bertahan, United memang sangat sulit ditembus oleh pemain-pemain berkarakter kreatif dari Chelsea macam Oscar, Eden Hazard sampai Andre Schuerrle. Hazard di sisi kiri juga praktis kesulitan berkreasi karena Valencia aktif melapisi area yang dijaga oleh Phil Jones. Catatan tekel Valencia di laga ini [6 kali tekel] menjadi yang tertinggi dari semua pemain dari kedua kubu.


*Grafik intersep United, mayoritas dilakukan oleh Carrick dan Cleverley

Meski menerapkan high pressing, Moyes menginstruksikan Carrick dan Cleverley untuk tidak mendekati area final third lawan. Hal ini tidak lepas dari peran keduanya sebagai tembok utama pertahanan United di lini tengah. Moyes yang menurunkan skema 4-2-3-1 memang mempercayakan Carrick dan Cleverley sebagai poros ganda [double pivot] di depan kuartet pemain bertahan United.

Keduanya sangat dominan dalam memangkas serangan-serangan Chelsea, terutama melalui intersep-intersep penting. Total intersep yang dibuat kedua pemain ini [9 kali] bahkan masih lebih banyak dari total intersep semua pemain Chelsea [6 kali].

Garis Pertahanan Chelsea yang Rendah

Jose Mourinho praktis harus menyiapkan garis pertahanan yang rendah. Turunnya action area Ramires dan Lampard akibat gangguan yang dilakukan oleh Wayne Rooney, membuat para bek Chelsea harus ikut turun serendah mungkin. Hal ini dilakukan agar Robin Van Persie tidak mendapat ruang yang cukup untuk melakukan percobaan mencetak gol.

Turunnya garis pertahanan Chelsea seharusnya tidak menjadi masalah besar, jika para gelandang kreatif mereka masih bisa memainkan bola. Namun nyatanya trio Oscar, Hazard, dan De Bruyne seakan terisolasi oleh penguasaan wilayah yang sangat bagus diperlihatkan Cleverley-Carrick.

Garis pertahanan yang tinggi, keberanian menekan lawan sejak wilayahnya sendiri, merebut bola sedini mungkin, semalam menjadi ciri menonjol permainan United. Ini yang biasa dilakukan Moyes dulu saat anak asuhnya di Everton harus mengadapi tim-tim yang jauh lebih kuat.

Cara bermain macam itu sebenarnya sudah dilakukan sejak pertandingan United di pramusim dan Community Shield, namun kala itu para bek United masih belum terbiasa menggunakan taktik ini. Nemanja Vidic dkk. masih sering kelimpungan ketika menghadapi long ball ataupun through pass ke striker yang memiliki kecepatan tinggi.

Inilah yang membuat Chelsea praktis sangat kesulitan mendapatkan ruang yang bagus untuk melakukan percobaan mencetak gol dari dalam kotak penalti. Mereka mula-mula harus menjebol lapis pertama pertahanan United yang dibangun Carrick-Cleverley. Jika itu berhasil dilakukan, baik Oscar atau Hazard kesulitan memasok bola pada Schuerrle karena pemain Jerman itu pun sudah telanjur turun ke bawah. Maka pilihan yang dilakukan adalah melakukan tembakan-tembakan dari luar kotak penalti.

Kondisi ini terlihat jelas ketika melihat attempts yang dilakukan Chelsea. Dari 8 percobaan ke gawang yang dilakukan Chelsea, 7 di antaranya dilakukan diluar kotak penalti.


*Grafik attempts Manchester United


*Grafik attempts Chelsea

Konsekuensi ini memang harus dibayar Mourinho karena memasang Schuerrle sebagai starter, bukan Fernando Torres maupun Romelu Lukaku. Hal ini membuat United lebih leluasa menerapkan garis pertahanan yang tinggi.

Buruknya Kedua Sayap United

Meski dominan menyerang melalui sayap, Valencia di kanan dan Danny Welbeck di kiri bermain buruk. Secara umum United melakukan 14 crossing dan hanya 2 yang berhasil. Keduanya dilakukan oleh Patrice Evra. Tidak ada crossing Phil Jones dan Valencia yang berhasil mencapai sasaran.


*Area serangan United vs Chelsea [kredit: whoscored.com]

Jika melihat chalkboard di atas, terlihat sisi kanan United sangat dominan dalam bangunan serangan yang dirancang. Mendominasi tanpa membuat peluang yang benar-benar bersih sedikit banyak jadi bisa terjelaskan dengan melihat chalkboard ini: hampir 50% mengandalkan serangan dari sisi kanan, tapi Valencia dan Jones tak sanggup membuat 1 pun umpan silang yang akurat.

Bermain mengandalkan sayap, crossing memang bukan satu-satunya cara United dalam menyerang. Terutama dengan dipasangnya Welbeck sebagai sayap kiri. Berbeda dengan Valencia yang bermain statis, Welbeck lebih banyak melakukan cutting inside. Bahkan tidak ada satupun crossing yang dilakukan oleh Welbeck.

Bermain lebih ke dalam, Welbeck juga tampil buruk, sama seperti halnya Valencia. Dua kali tembakanya masih melambung jauh, salah satunya bahkan peluang emas yang harusnya menjadi gol. Belum lagi peluang emas sundulanya hasil umpan Evra, yang entah mengarah ke mana.

Mourinho Yang Bermain Aman

Dua pergantian terakhir di ujung pertandingan yang dilakukan oleh Mourinho jelas membuktikan bahwa, The Special One tidak mau mengambil risiko. Ditariknya Schuerrle digantikan John Obi Mikel, serta Hazard dengan bek kanan Cesar Azpilicueta, mengindikasikan Mou memang mengincar hasil seri.

Perubahan komposisi pemain ini memang mengejutkan. Padahal saat pergantian itu dilakukan, kondisi Chelsea sedang mulai mendominasi penguasaan bola. Justru saat penguasaan bola mulai berhasil dipegang Chelsea, Mou malah menarik dua pemain menyerang untuk digantikan seorang fullback kanan dan seorang gelandang bertahan.

Masih adanya nama Juan Mata di bench, seharusnya menjadi senjata mematikan bagi Mou. Sejak awal pun seleksi starting XI sudah agak aneh dengan meninggalkan Mata di bench dan lebih memilih Kevin de Bruyne. Jadi lebih mengejutkan lagi ketika Mou lebih memilih memasukan Azpilicueta dan Obi Mikel ketimbang Mata saat timnya mulai berada di atas angin.

Jika Mourinho berani sedikit berjudi, bisa jadi hasil akhir akan lain.

Kesimpulan

Tidak seharusnya hasil imbang di kandang patut disyukuri oleh tim sekelas Manchester United, apalagi melihat lawan yang dihadapi adalah Chelsea. Belum lagi mengingat persaingan Liga Inggris yang semakin ketat.

United memang diprediksi tidak akan mendominasi seperti musim lalu, namun permainan taktik David Moyes perlahan mulai berkembang.

Gaya khas yang dilakukanya ketika di Everton sudah mulai berhasil diadaptasi dengan permainan United. Jika Everton melakukan high-pressing dengan bumbu permainan fisikal dan keras, United melakukannya dengan lebih rapi, elegan dan memaksimalkan kapasitas Carrick-Cleverley dalam melakukan intersep ketimbang tekel.

Bagi Mourinho sendiri sepertinya sudah puas dengan hasil seri yang didapat. Namun PR besar belum berhasil diselesaikan oleh Mou, yaitu lini depan. Melimpahnya stok gelandang kreatif yang dimilikinya, tidak berjalan beriringan dengan pencapaian gol yang didapat.

Tapi di laga ini, Mou kembali menegaskan pendekatannya terhadap sepakbola, terutama saat menghadapi tim-tim kuat. Dia memilih bermain solid dalam bertahan, kokoh di sepertiga wilayah sendiri, dan cenderung enggan mengambil risiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar