\

Rabu, 25 Juni 2014

Kebudayaan Bali

 Resensi
Judul buku : Manusia dan Kebudayaan di Indonesia
Penulis : Prof.Dr.Koentjaraningrat
Penerbit : Djambatan , Jakarta
Tahun terbit : 2010
Halaman : viii + 396 halaman

KEBUDAYAAN BALI


INDENTIFIKASI
Suku bangsa Bali merupakan suatu kelompok manusia yang terikat oleh kesadran akan kesatuan kedudayaannya , sedangkan kesadaran itu diperkuat oleh adanya bahasa yang sama . Walaupun ada kesadaran yang demikian , namun kebudayaan Bali mewujudkan banyak variasi dan perbedaan setempat . Disamping itu agama Hindu yang telah lama terintegrasikan ke dalam kebudayaan Bali , dirasakan pula sebagai suatu unsur yang memperkuat adanya kesadaran akan kesatuan itu .
Dalam bahasa Bali , kaji berarti ke gunung , dan kelod berarti ke laut . Demikian untuk orang Bali Utara , kaja itu berarti “selatan” , sedangkan untuk orang Bali Selatan , kaja berarti “utara” , sebaliknya , kelod untuk orang Bali Utara berarti “utara” , dan untuk orang Bali Selatan berarti “selatan” . Perbedaan ini tidak saja tampak dalam penunjukan arah dalam bahasa Bali , tetapi juga dalam beberapa aspek kesenian dan juga sedikit bahasa .
Bahasa Bali termasuk keluarga bahasa – bahasa Indonesia . Dilihat dari sudut perbendaharaan kata – kata dan strukturnya , maka bahasa Bali tak jauh berbeda dari bahasa – bahasa Indonesia lainnya . Bahasa Bali mengenal pula apa yang disebut “perbendaharaan kata – kata hormat” , walupun tidak sebanyak seperti di dalam bahasa Jawa . Bahasa hormat (basa alus) yang dipakai kalau berbicara dengan orang – orang tua atau tinggi , telah mengalami beberapa perubahan berhubung pengaruh moderanisasi dan cita – cita demokrasi akhir – akhir ini.

MATA PENCARIAN HIDUP
Bercocok tanam
Mata pecaharian pokok dari orang Bali adalah bertani . Dapat dikatakan 70 % dari mereka berpenghidupan bercocok tanam , dan hanya 30% hidup dari peternakan , berdagang , menjadi buruh , pegawai atau lainnya . Selain bercocok tanam di sawah , juga ditanam buah – buahan (jeruk) , palawija , kelapa dan kopi .
Peternakan
Kecuali bercocok tanam , beternak juga merupakan usaha yang penting dalam masyarakat pedesaan di Bali . Binatang peliharaan yang terutama adalah babi dan sapi . Bali dipelihara terutama oleh para wanita , biasanya sebagai sambilan dalam kehidupan rumah tangga . Sedangkan sapi untuk sebagian dipergunakan dalam hubungan pertanian, sebagai tenaga pembantu di sawah atau di lading , dan untuk sebagian dipelihara untuk dagingnya . Disamping babi dan sapi , juga dipelihara kerbau , kuda , kambing , tetapi hasilnya relative jauh lebih kecil .
Perikanan
Suatu mata pencaharian lain adalah perikanan , baik perikanan darat maupun perikanan laut . Jenis ikan yang dipelihara adalah ikan mas , karper dan mujair . Para nelayan dengan jukung , perahu penangkap ikan , berlayar ke laut untuk menagkap jenis – jenis ikan seperti ikan tongkol , udang , cumi – cumi , dan jenis – jenis ikan lainnya dengan alat – alat seperti jala , pancing dan jerat .
Kerajian
Di bali terdapat pula cukup banyak industry dan kerajianan rumah tangga usaha perorangan ,atau usaha setengah besar , yang meliputi kerajianan pembuatan benda – benda anyaman , patung , kain tenun , benda – benda mas , perak , dan besi , perusahaan mesin – mesin , percetakan , pabrik kopi , pabrik rokok , pabrik makanan kaleng , teksil , pemintalan dan lain – lainnya . Usaha dalam bidang ini tentu memberikan lapangan kerja yang agak luas kepada penduduk .

SISTEM KEKERABATAN
Perkawinan merupakan suatu saat yang amat penting dalam kehidupan orang Bali , karena dengan itu barulah ia dianggap sebagai warga penuh dari masyarakat , dan baru sesudah itulah ia memperoleh hak – hak dan kewajiban – kewajiban seorang warga komuniti dan warga kelompok kerabat . Sesudah pernikahan , suami – isteri baru biasanya menetap secara virilokal di kompleks perumahan (uma) dari orang tua si suami , walupun tidak sedikit juga suami – isteri baru yang menetap secara neolokal dan mencari atau membangun rumah baru . Sebaliknya , ada pula suatu adat perkawinan dimana suami – isteri baru itu menetap secara uxorilokal di kompleks perumahan dari keluarga si isteri (nyeburin) .

SISTEM KEMASYARAKATAN
Banjar
Banjar dikepali oleh seorang kelapa yang disebut klain banjar (kliang) . Ia dipilih untuk suatu masa jabatan yang tertentu oleh warga banjar . Sifat keanggotaan banjar tidak tertutup dan terbatas kepada orang – orang asli yang lahir di dalam banjar itu juga . Tugas banjar ialah menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan social , lapangan kehidupan keagamaan , memecahkan soal – soal yang menyangkut hokum adat tanah , soal – soal yang menyangkut irgasi dan pertanian .
Subak
Warga subak ialah para pemilik atau penggarap sawah – sawah yang menerim air irigasinya dari bendungan – bendungan yang diurus oleh suatu subak . Sudah terntu tidak semua pemilik dan penggarap tadi hidup dalam satu banjar ., tetapi di dalam beberapa banjar . Sebaliknya , ada pula warga suatu banjar yang mempunyai banyak sawah yang terpencar dan yang mendapat airnya dari bendungan – bendungan yang diurus oleh beberapa subak .
Seka
Dalam kehidupan kemasyarakatan desa di Bali ada organisasi – organisasi yang bergerak dalam lapangan hidup yang khusus , ialah organisasi seka . Organisasi yang demikian itu bias didirikan untuk waktu yang lama , bahkan untuk waktu yang meliputi agkatan – angkatan yang turun menurun , tetapi ada pula yang hanya bersifat sementara . Ada seka – seka yang fungsinya adalah menyelenggarakan hal – hal atau upacara –upacara yang berkenaan dengan desa , misalnya seka baris (perkumpulan tari baris) , seka truna (perkumpulan para pemuda) , seka daha (perkumpulan gadis – gadis) . Seka dalam arti ini tentu sifatnya permanen , tetapi ada juga seka – seka yang bersifat sementara , ialah seka – seka yang didirikan berdasarkan atas suatu kebutuhan tertentu , seperti misalnya seka memula (perkumpulan menanam) , seka manyi (perkumpulan menuai) , seka gong (perkumpulan gamelan) dan lain – lain . Seka – seka seperti ini biasanya juga merupakan perkumpulan – perkumpuan yang terlepas dari organisasi desa dan banjar .

AGAMA
Sebagian besar dari orang Bali menganut agama Hindu – Bali . Walapun demikain  , ada pula suatu golongan kecil orang – orang Bali yang menganut agama Ialam , Kristen , dan Katolik . Di dalam kehidupan keagamannya , orang beragama Hindu percaya akan adanya satu Tuhan , dalam bentuk konsep Trimurti , Yang Esa , Trimurti ini mempunyai 3 wujud atau manifestasi , ialah wujud Brahmana , yang menciptakan , wujud Wisnu , yang melindungi serta memelihara , dan wujud Siwa , yang melebur segala yang ada . Tempat melakukan ibadat agama di Bali pada umumnya disebut pura . Tempat ibadat ini berupa kompleks bangunan – bangunan suci yang sifatnya berbeda – beda . Ada yang bersifat umum , artinya untuk semua golongan seperti pura Besakih , yang ada berhubungan dengan kelompok social setempat seperti pura desa (kayangan tiga) , ada yang berhubungan dengan organisasi dan kumpulan – kumpulan khusus seperti subak dan seka , kumpulan tari – tarian da nada yang merupakan tempat pemujaan leluhur dari klen – klen besar .  Adapun tempat – tempat pemujaan leluhur dan klen kecil serta keluarga – luas , adalah tempat – tempat sajian rumah yang disebut sanggah , masing – masing dengan hari hari perayaannya sendiri – sendiri , yang telah ditentukan oleh system tanggalan Hindu – Bali dan tanggalan Jawa – Bali .

Kesimpulan :
Secara garis besar buku ini berisi tentang kebudayaan dari berbagai suku dengan latarbelakang, mata pencarian dan agama yang berbeda. Kebudaya yang dimiliki oleh daerah Bali sangat lah banyak. Seperti cara beretika yang baik sesuai agama dan kesenian di daerah bali juga sangat lah banyak. Tradisi Upacara-upacara Adat Bali yang beragam juga membuat keragaman akan budaya Bali semakin lengkap. Sehingga banyak sekali yang harus kita ketahui lebih jauh lagi mengenai budaya-budaya yang ada di Indonesia ini terutama Bali yang sebenarnya memiliki budaya yang sangat kental dan beragam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar